Pak Parjo adalah seorang bapak Mertua yang
baik, gemar membantu orang lain dan sangat ramah walaupun hidup mereka sedikit
kekurangan. Ia dan istrinya,Bu Parjo Sejak kepindahan putranya dan istrinya itu
ke rumah yang selesai dibangun di dekat rumahnya itu. Pak Parjo dan istrinya
amatlah sering memberikan bantuan. Bahkan ketika Desi atau suaminya sibuk, Pak
Parjo dan istrinya sering menjaga Pipit, putri mungil mereka.Desi sendiri
merupakan seorang ibu muda yang memiliki kecantikan luar dalam.Ditambah
perilaku yang sangat lembut dan ramah, makin lengkaplah kesempurnaan Desi.
Rambut panjang indah sebahu, dengan perawakannya yang ramping yang jauh lebih
indah kelokkannya daripada sirkuit sentul, kulit putih,dengan masa depannya
yang luar biasa indah menawan meskipun sudah beranak satu. Pak Parjo yang
pensiunan PNS itu berperawakan agak gemuk, dengan kulit hitam kecoklatan karena
seringnya terbakar sinar matahari dan sudah berusia 62 tahun. Wajahnya sudah
dipenuhi keriput, matanya kemerahan dan rambutnya yang ikal mulai
membotak.Wajahnya bukan wajah seorang pria tua yang simpatik, bahkan cenderung
jehlek. Walaupun bukan orang berada bahkan dia itu hidup serba kekurangan, Pak
Parjo dikenal lumayan akrab dengan penghuni sekitar kawasan pemukinan itu, sehingga
sering dimintai bantuan dan punya banyak kawan di kampungnya itu.Tapi di balik
penampilannya yang tampak begitu baik pada Desi sekeluarga, Pak Parjo
sebetulnya adalah seorang preman. Satu lagi kejelekan Pak Parjo adalah orang
ini sangat menyukai wanita muda dan kalau dia sudah ada maunya pastilah segala
cara akan dia lakukan.Pak Parjo dan istrinya hampir tiap hari berkunjung ke
rumah menantunya itu. Biasanya Bu Parjo akan merawat Pipit yang masih kecil itu
setiap kali Herman dan istrinya pergi bekerja. Pak Parjo dan istrinya memang
suka dengan anak kecil, apalagi dengan yang selucu dan secantik Pipit, tetapi
kalau Pak Parjo itu lebih suka dengan menantunya yang luar biasa manis dan
menarik itu.Desi yang masih muda dan jelita adalah wanita impian Pak Parjo.
Sejak Desi pindah ke rumah barunya itu, Pak Parjo tak pernah melewatkan
mengamati menantunya yang segar itu. Wajahnya yang cantik, baunya yang
harum,kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam panjang sebahu, pokoknya Pak
Parjo suka semuanya itu.Sejak menantunya dan suaminya menempati rumah barunya
itu, Pak Parjo bisa memenuhi keinginannya itu dengan mencuri-curi pandang ke
arah semua titik keindahan dari Desi menantu idamannya itu. ‘Si Desi itu memang
benar-benar dahsyat’ Kata Pak Parjo dalam hati, “Coba lihat saja bi-wirnya.
Hmmmmm….pokoke maknyuuuss tenan…..! baru nempel saja palingan aku sudah akan
langsung dapat”gumamnya dalam hati.
Hari ini dia lebih beruntung lagi, karena
tadi pagi sempat mencuri celana mwnantunya yang belum dicuci. Dia sempat menci-hum
bau harum dari celana yang bekas dipakai menantunya itu. Setelah istrinya
tidur, malam itu Pak Parjo beringsut ke kamar mandi dengan sembunyi-sembunyi
sambil membawa celana yang bekas dipakai oleh menantunya itu.Buat apa lagi
kalau bukan buat ritual khususnya ? Ia segera mengerjakannya dengan
membayangkan wajah menantunya dan membayangkan kalau dirinya tengah melakukan
dengannya dengan segala macam posisi. Pak Parjo merem melek dan mendengus
kesenangan dengan apa yang dikerjakan seorang diri itu di kamar mandinya.
‘Wah,,,,,!’ pikirnya. ‘Kalau cuma begini terus, bisa rusak ini aku betot
sendiri terus. Gimana yah caranya agar bisa mendapatkan kesempatan dengan si
Desi menantuku yang aserehe itu ? Aku musti cari cara buat bisa mendapatkannya
!’bisiknya dalam hatinya.Setelah pak parjo berhasil melepaskan airnya itu ke
lantai kamar mandi dengan ritualnya itu, Pak Parjo kembali ke teras dan
kongkow-kongkow. Dia masih mengatur strategi untuk melaksanakan apa yang ada di
pikirannya itu.Pak Parjo lantas membuka folder-folder gambar di dalam HPnya. Di
dalamnya terdapat tiga foto yang sangat dia sukai. Semuanya sangat menarik
hatinya, foto-foto itu diambil tanpa sepengetahuan sang menantu.Sambil
menikmati foto-foto itu, Pak Parjo terus melamun hingga larut malam sambil
menggaruk-garuk sesuatunya yang makin gah-tal saja sepertinya.Desi yang sudah
bekerja keras sepanjang hari Minggu ini dan merasa kelelahan,yang mana hari itu
Ibu rumah tangga muda yang cantik itu sudah mencuci baju, memasak, membersihkan
rumah, memandikan Putrinya dan menidurkannya. Akhirnya Desi bisa beristirahat
dengan tenang malam itu.Setelah mandi dengan shower, keramas dan mengenakan
piyama, Desi merebahkan diri di tempat tidurnya. Sayangnya Herman punya pikiran
lain dan mulai bergerak mendekati istrinya yang tidur membelakanginya
itu.Rupanya Herman malam itu menginginkan jatahnya dari istrinya yang malam itu
cukup lelah atas aktifitasnya tadi siang. “Jangan sekarang dong, Mas,,,” kata
Desi manja. “Aku capek banget ini”keluhnya.Herman tidak menjawab. Suami Desi
itu terus saja mencoba memberikan pancingan-pancingan itu pada istrinya.
“Mas…?” Desi menggeliat dan mencoba mendorong suaminya agar menjauh. Tidak enak
juga rasanya kalau dia menolak melayani suaminya itu, karena biar bagaimanapun
Desi sangat mencintai Herman dan ingin melayaninya sampai benar-benar senang
dan bahagia. Sayangnya, Herman sering memilih waktu yang tidak tepat saat
meminta jatahnya itu.
“Ayolah, sayang….?” kata Herman sambil
terus berusaha. “Aku capek, Mas,” jawab Desi. Tapi karena Herman terus berusaha
dan tidak mengenal kata menyerah, Desi pun akhirnya mengalah.Desi berhenti
menolak dan mulai rileks saat Herman benar-benar tidak bisa lagi dicegah
keinginannya itu.Akhirnya berkat ketelatenan suaminya itu Desi pun terpancing
juga dan ingin adanya penyelesaian juga.
“Indah banget ini semua sayang ? Sudah
lebih dari lima tahun kita menikah, tapi semua yang kamu miliki masih jauh
lebih indah dari gadis manapun. Masih meanrik, masih mempesona dan hmm…..dan
lebih aduhai dari siapapun” Kata Herman memuji semua keindahan yang ada pada
istrinya itu. Desi tersenyum bahagia,paling tidak dia masih mendapatkan pujian
itu dari suaminya. “Ini semua untuk kamu seorang Mas” Kata Desi mesrah.Beberapa
saat kemudian, Desi merasakan Herman mulai menyempurnakannya.Wanita cantik itu
menarik nafas panjang. Herman mungkin bukan orang paling romantis di dunia,
tapi biasanya dia itu mampu memberikan kebahagiaan dalam hal yang satu itu pada
Desi.Pada kesempatan itu Desi bersuara pelan, untuk memberikan kesan dia sedang
terbawa suasana malam itu yang diberikan suaminya. Padahal dalam hati Desi sama
sekali tidak begitu bahagia.
Sebenarnya tata cara Herman tidaklah
terlampau buruk, tidak pula singkat, kadang Desi juga mendapatkan kesenangan,
tapi selama ini Herman tidak mampu melejitkan Desi ke puncaknya yang
optimal.Desi mencoba mengimbangi gerakan suaminya, mencoba menyamakan ritme
dengan gerakan yang dilakukan Herman, tapi lagi-lagi Desi harus berpura-pura
karena tak berapa lama kemudian Herman sudah lebih dulu memperolehnya. Desi pun
berpura-pura tersenyum pada suaminya.
Setelah semuanya usai, Herman bergulir dan
memejamkan matanya penuh kebahagiaan. Desi bangkit dari bed,untuk membersihkan
diri sebentar dan kembali ke tempat tidur. Sementara itu, di luar sepengetahuan
Desi dan Herman, sesosok tubuh gemuk berhenti merekam adegan yang mereka
lakukan itu. Sosok itu sedari tadi bersembunyi di luar jendela kamar Desi.
Entah bagaimana, sosok itu bisa menemukan celah di antara tirai, mengintai ke
dalam kamar lalu merekam adegan mereka dengan kamera HP nya itu.Sesosok
laki-laki itu melangkah senang sambil terkekeh-kekeh pulang ke rumahnya. Dia
itu adalah Pak Parjo ! Keesokan paginya…..“Desi….!”panggil suaminya. “Iya Mas
?”sahut Desi.
“Dasiku yang biru kamu simpan dimana ? Aku
kok tidak bisa menemukannya dimana-mana ?”tanya suaminya. “Ada kok, di dalam
lemari”jelas istrinya. Herman selalu berharap Desi akan selalu menyiapkan
segala kebutuhannya sebelum berangkat ke kantor. Ketika mereka menikah beberapa
tahun yang lalu, Desi sanggup selalu melayani Herman. Tapi kini, sebagai
seorang wanita yang juga bekerja dengan seorang putri yang masih kecil,
kesibukan pagi Desi sangatlah padat. Bangun pagi, menyiapkan makan,
membangunkan Putrinya, menghidangkan sarapan… terus berlanjut sampai Herman
berangkat kerja, Pipit putrinya itu biasanya diasuh oleh ibu mertuanya,Bu Parjo
dan Desi sendiri berangkat bekerja.
Saat Bu Parjo tidak datang, kehidupan Desi
jauh lebih hiruk pikuk. Untungnya ibu dan bapak mertuanya itu selalu menolong dan
mereka selalu datang untuk membantunya. Bu Parjo tidak pernah menolak membantu
dalam hal apapun juga, hubungan sebagai menantu dan ibu mertua ini pun terjalin
erat. Herman dan Desi sering memberikan uang lebih pada Pak Parjo dan istrinya
sebagai balas jasa dan sebagai rasa hormat mereka.Sayangnya Desi kemudian
mengetahui kehidupan bapak mertuanya itu yang sebenarnya. Pak Parjo adalah
seorang suami yang sering menyahkiti Bu Parjo. Tanpa alasan yang jelas
(kemungkinan besar karena dia kalah main dengan kawan-kawannya).Biasanya kalau
sudah begitu, hanya Pak Parjo lah yang datang ke rumah Herman selama beberapa
hari. Desi sangat mengasihani Bu Parjo, kenapa dia masih tetap bertahan sebagai
istri Pak Parjo ? Mungkin kondisi ekonomi membuat kehidupan Pak Parjo menjadi
keras, tapi itu bukan alasan untuk menyahkiti istrinya sendiri.
Seandainya Herman yang berlaku demikian,
maka Desi akan minta cerai dan pergi sejauh mungkin dari rumah ini. Bukanlah
sakitnya fisik yang membuat Desi marah, tapi penghinaan berlebih terhadap kaum
wanita yang membuatnya tersinggung. Desi hanya tertawa saat membayangkan Herman
menjadi seorang seperti bapak mertuanya itu, tidak mungkin terjadi. Mereka
sudah pacaran sejak SMU dan Herman adalah orang terbaik yang pernah dia
kenal.Suatu ketika Desi pernah menanyakan perihal alasan Bu Parjo kenapa masih
bertahan dengan suaminya itu, ibu mertuanya itu hanya tertawa penuh kesabaran.
“Kamu belum tahu apa-apa, nduk. Desi belum mengeti apa-apa dalam hal ini”ucap
ibu mertuanya dengan santai.Tapi, Bu Parjo berjanji, setiap kali Pak Parjo
berlaku seperti itu, dia akan lari minta perlindungan pada Desi sekeluarga dan
berusaha menyadarkan suaminya dari tindakan yang semena-mena itu. Hari ini Bu
Parjo belum menampakkan batang hidungnya, dan Desi pun bertanya-tanya apa yang
sedang terjadi. “Pipit, ayo habiskan makannya” Kata Desi memperingatkan
putrinya.
Putri kecil Desi punya kebiasaan buruk
yaitu menghambur-hamburkan sarapannya. Toh walaupun sudah masuk kelas 0 kecil,
Pipit masih seorang putri kecil. Desi melirik ke arah jam yang ada di dinding.
Jam tujuh tiga puluh. “Sayang….aku pergi dulu ya. Mungkin pulang agak telat
hari ini. Ada meeting nanti sore dengan pemegang saham” Kata Herman sambil
menci-hum pipi sang istri.
Melangkah keluar dari dapur, Desi dan
Herman mengangkat Pipit putrinya itu dari meja makan. Kalau Bu Parjo tidak
datang, Hermanlah yang mengantarnya ke TK. Desi akan kebagian menjemputnya.
Desi merasa pusing hari ini, sehingga dia
memutuskan untuk absen kerja. Setelah menelpon kantor untuk minta ijin. Saat
melintas di depan kaca, tidak sengaja Desi memperhatikan dirinya sendiri.Sangat
susah mempertahankan agar tetap langsing bagi sebagian orang. Tapi bagi Desi,
dia bagai dikaruniai sebuah keindahan yang sangat sempurna. Desi merapikan
rambut sebahunya yang agak kusut.
“Kamu memang cantik dan menarik banget,
sayang. Kalau jalan-jalan di mall, pasti banyak cowok pengen berkenalan dengan
kamu”itulah Kata-kata Herman biasanya….Dia selalu memuji istrinya. Memang bukan
hal aneh kalau Desi sering dilirik cowok dimanapun dia berada, karena sangat
cantik dan menawan. Tapi Desi adalah seorang istri yang setia dan punya
martabat yang ia junjung tinggi.
“Mama, Pipit pegi dulu ya” Kata si kecil
sambil mencium pipi sang bunda.
“Iya….Ati-ati ya sayang….” Desi mengecup
dahi Putrinya yang lucu itu.
“Aku pergi dulu, say…..” Herman pamit
sambil menggandeng Putrinya.Desi melambaikan tangan pada mereka berdua.Setelah
suami dan putrinya pergi Desi pun rebahan ke atas tempat tidurnya. Pengaruh
obat yang dia minum setelah sarapan tadi membuatnya sangat mengantuk. Ibu rumah
tangga yang jelita itu pun tertidur selama hampir dua jam, sebelum akhirnya
terbangun dan memutuskan untuk bersantai-santai sambil membaca tabloid. Desi
bertanya-tanya….kemanakah Bu Parjo hari ini sebenarnya…?
Hari mulai siang dan Desi masih terus
membolak-balik halaman tabloid. Dia masih menunda pekerjaan rumah seperti
mencuci piring atau memasak. Setelah merasa sedikit sembuh dari pusingnya,
barulah Desi bangkit dari acaranya bermalas-malasan dan melangkah menuju dapur.
Saat itulah terdengar pintu pagar dibuka. Siapa ya ? Apa mungkin tukang pos
yang mengantarkan surat atau paket ? Pikir Desi dalam hati. Saat membuka pintu,
Desi malah menemui Pak Parjo yang sedang membawa tas kresek hitam besar. “Oh…saya
kira siapa…pak ?”ucap Desi. “Nak Desi kok di rumah ? Tidak kerja hari ini
?”tanya bapak mertuanya itu. “Oh, nggak, Pak. Soalnya hari ini badan agak
kurang sehat, kepala juga pusing”jelas Desi.
“Oh begitu. Ini saya mau ngambil sampah
yang di keranjang belakang”ucap pak parjo.Meskipun sedang malas untuk
berbasa-basi dengan bapak mertuanya itu,tapi Desi tidak mau dianggap tidak
sopan terhadap mertuanya ini. “Oh begitu…..Sampahnya ditaruh depan rumah saja,
Pak. Nanti diambil sama tukang sampah yang keliling kan ?”sahutnya.
“Iya….” jawab Pak Parjo singkat. Desi
kemudian mempersilahkan Pak Parjo untuk masuk guna mengambil sampah itu. “maaf
nduk….Tapi bolehkah bapak minta segelas air putih ? Saya haus sekali” tanya Pak
Parjo. “Tentu saja boleh, Pak. Kan sudah biasa ? Anggap saja rumah sendiri.
Sini, biar saya saja yang mengambilkan. Bapak duduk dulu” Kata Desi
sopan.Ketika Desi kembali dengan segelas air putih, Pak Parjo sudah duduk di
ruang tengah. Dengan cepat Pak Parjo meneguk air putih itu dan mengembalikan gelasnya
pada Desi. Ibu muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas itu, tapi sebelum
sempat menarik gelas itu, tangan Desi sudah ditarik oleh Pak Parjo duluan. Desi
pun tertarik ke depan ke arah Pak Parjo.Dengan sigap Desi berputar sehingga Pak
Parjo kini berada di belakangnya dan dia mencoba untuk lari, tapi Pak Parjo
terus memegang tangan Desi sehingga gelas yang dipegang itu terlempar hingga
pecah berkeping-keping.Apakah yang akan dilakukan oleh pak parjo ini sebenarnya
? apakah dia akan berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya selama ini akan menantunya
yang cantik itu ?
SEKIAN & TERIMA KASIH ! NANTIKAN KISAH- KISAH SERU LAINNYA YA GUYS !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar