Jumat, 23 Juni 2023

Bapak Mertua Datang Aku Pun Melayang || Cerpen Romantis

Pak Parjo adalah seorang bapak Mertua yang baik, gemar membantu orang lain dan sangat ramah walaupun hidup mereka sedikit kekurangan. Ia dan istrinya,Bu Parjo Sejak kepindahan putranya dan istrinya itu ke rumah yang selesai dibangun di dekat rumahnya itu. Pak Parjo dan istrinya amatlah sering memberikan bantuan. Bahkan ketika Desi atau suaminya sibuk, Pak Parjo dan istrinya sering menjaga Pipit, putri mungil mereka.Desi sendiri merupakan seorang ibu muda yang memiliki kecantikan luar dalam.Ditambah perilaku yang sangat lembut dan ramah, makin lengkaplah kesempurnaan Desi. Rambut panjang indah sebahu, dengan perawakannya yang ramping yang jauh lebih indah kelokkannya daripada sirkuit sentul, kulit putih,dengan masa depannya yang luar biasa indah menawan meskipun sudah beranak satu. Pak Parjo yang pensiunan PNS itu berperawakan agak gemuk, dengan kulit hitam kecoklatan karena seringnya terbakar sinar matahari dan sudah berusia 62 tahun. Wajahnya sudah dipenuhi keriput, matanya kemerahan dan rambutnya yang ikal mulai membotak.Wajahnya bukan wajah seorang pria tua yang simpatik, bahkan cenderung jehlek. Walaupun bukan orang berada bahkan dia itu hidup serba kekurangan, Pak Parjo dikenal lumayan akrab dengan penghuni sekitar kawasan pemukinan itu, sehingga sering dimintai bantuan dan punya banyak kawan di kampungnya itu.Tapi di balik penampilannya yang tampak begitu baik pada Desi sekeluarga, Pak Parjo sebetulnya adalah seorang preman. Satu lagi kejelekan Pak Parjo adalah orang ini sangat menyukai wanita muda dan kalau dia sudah ada maunya pastilah segala cara akan dia lakukan.Pak Parjo dan istrinya hampir tiap hari berkunjung ke rumah menantunya itu. Biasanya Bu Parjo akan merawat Pipit yang masih kecil itu setiap kali Herman dan istrinya pergi bekerja. Pak Parjo dan istrinya memang suka dengan anak kecil, apalagi dengan yang selucu dan secantik Pipit, tetapi kalau Pak Parjo itu lebih suka dengan menantunya yang luar biasa manis dan menarik itu.Desi yang masih muda dan jelita adalah wanita impian Pak Parjo. Sejak Desi pindah ke rumah barunya itu, Pak Parjo tak pernah melewatkan mengamati menantunya yang segar itu. Wajahnya yang cantik, baunya yang harum,kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam panjang sebahu, pokoknya Pak Parjo suka semuanya itu.Sejak menantunya dan suaminya menempati rumah barunya itu, Pak Parjo bisa memenuhi keinginannya itu dengan mencuri-curi pandang ke arah semua titik keindahan dari Desi menantu idamannya itu. ‘Si Desi itu memang benar-benar dahsyat’ Kata Pak Parjo dalam hati, “Coba lihat saja bi-wirnya. Hmmmmm….pokoke maknyuuuss tenan…..! baru nempel saja palingan aku sudah akan langsung dapat”gumamnya dalam hati.

Hari ini dia lebih beruntung lagi, karena tadi pagi sempat mencuri celana mwnantunya yang belum dicuci. Dia sempat menci-hum bau harum dari celana yang bekas dipakai menantunya itu. Setelah istrinya tidur, malam itu Pak Parjo beringsut ke kamar mandi dengan sembunyi-sembunyi sambil membawa celana yang bekas dipakai oleh menantunya itu.Buat apa lagi kalau bukan buat ritual khususnya ? Ia segera mengerjakannya dengan membayangkan wajah menantunya dan membayangkan kalau dirinya tengah melakukan dengannya dengan segala macam posisi. Pak Parjo merem melek dan mendengus kesenangan dengan apa yang dikerjakan seorang diri itu di kamar mandinya. ‘Wah,,,,,!’ pikirnya. ‘Kalau cuma begini terus, bisa rusak ini aku betot sendiri terus. Gimana yah caranya agar bisa mendapatkan kesempatan dengan si Desi menantuku yang aserehe itu ? Aku musti cari cara buat bisa mendapatkannya !’bisiknya dalam hatinya.Setelah pak parjo berhasil melepaskan airnya itu ke lantai kamar mandi dengan ritualnya itu, Pak Parjo kembali ke teras dan kongkow-kongkow. Dia masih mengatur strategi untuk melaksanakan apa yang ada di pikirannya itu.Pak Parjo lantas membuka folder-folder gambar di dalam HPnya. Di dalamnya terdapat tiga foto yang sangat dia sukai. Semuanya sangat menarik hatinya, foto-foto itu diambil tanpa sepengetahuan sang menantu.Sambil menikmati foto-foto itu, Pak Parjo terus melamun hingga larut malam sambil menggaruk-garuk sesuatunya yang makin gah-tal saja sepertinya.Desi yang sudah bekerja keras sepanjang hari Minggu ini dan merasa kelelahan,yang mana hari itu Ibu rumah tangga muda yang cantik itu sudah mencuci baju, memasak, membersihkan rumah, memandikan Putrinya dan menidurkannya. Akhirnya Desi bisa beristirahat dengan tenang malam itu.Setelah mandi dengan shower, keramas dan mengenakan piyama, Desi merebahkan diri di tempat tidurnya. Sayangnya Herman punya pikiran lain dan mulai bergerak mendekati istrinya yang tidur membelakanginya itu.Rupanya Herman malam itu menginginkan jatahnya dari istrinya yang malam itu cukup lelah atas aktifitasnya tadi siang. “Jangan sekarang dong, Mas,,,” kata Desi manja. “Aku capek banget ini”keluhnya.Herman tidak menjawab. Suami Desi itu terus saja mencoba memberikan pancingan-pancingan itu pada istrinya. “Mas…?” Desi menggeliat dan mencoba mendorong suaminya agar menjauh. Tidak enak juga rasanya kalau dia menolak melayani suaminya itu, karena biar bagaimanapun Desi sangat mencintai Herman dan ingin melayaninya sampai benar-benar senang dan bahagia. Sayangnya, Herman sering memilih waktu yang tidak tepat saat meminta jatahnya itu.

“Ayolah, sayang….?” kata Herman sambil terus berusaha. “Aku capek, Mas,” jawab Desi. Tapi karena Herman terus berusaha dan tidak mengenal kata menyerah, Desi pun akhirnya mengalah.Desi berhenti menolak dan mulai rileks saat Herman benar-benar tidak bisa lagi dicegah keinginannya itu.Akhirnya berkat ketelatenan suaminya itu Desi pun terpancing juga dan ingin adanya penyelesaian juga.

“Indah banget ini semua sayang ? Sudah lebih dari lima tahun kita menikah, tapi semua yang kamu miliki masih jauh lebih indah dari gadis manapun. Masih meanrik, masih mempesona dan hmm…..dan lebih aduhai dari siapapun” Kata Herman memuji semua keindahan yang ada pada istrinya itu. Desi tersenyum bahagia,paling tidak dia masih mendapatkan pujian itu dari suaminya. “Ini semua untuk kamu seorang Mas” Kata Desi mesrah.Beberapa saat kemudian, Desi merasakan Herman mulai menyempurnakannya.Wanita cantik itu menarik nafas panjang. Herman mungkin bukan orang paling romantis di dunia, tapi biasanya dia itu mampu memberikan kebahagiaan dalam hal yang satu itu pada Desi.Pada kesempatan itu Desi bersuara pelan, untuk memberikan kesan dia sedang terbawa suasana malam itu yang diberikan suaminya. Padahal dalam hati Desi sama sekali tidak begitu bahagia.

Sebenarnya tata cara Herman tidaklah terlampau buruk, tidak pula singkat, kadang Desi juga mendapatkan kesenangan, tapi selama ini Herman tidak mampu melejitkan Desi ke puncaknya yang optimal.Desi mencoba mengimbangi gerakan suaminya, mencoba menyamakan ritme dengan gerakan yang dilakukan Herman, tapi lagi-lagi Desi harus berpura-pura karena tak berapa lama kemudian Herman sudah lebih dulu memperolehnya. Desi pun berpura-pura tersenyum pada suaminya.

Setelah semuanya usai, Herman bergulir dan memejamkan matanya penuh kebahagiaan. Desi bangkit dari bed,untuk membersihkan diri sebentar dan kembali ke tempat tidur. Sementara itu, di luar sepengetahuan Desi dan Herman, sesosok tubuh gemuk berhenti merekam adegan yang mereka lakukan itu. Sosok itu sedari tadi bersembunyi di luar jendela kamar Desi. Entah bagaimana, sosok itu bisa menemukan celah di antara tirai, mengintai ke dalam kamar lalu merekam adegan mereka dengan kamera HP nya itu.Sesosok laki-laki itu melangkah senang sambil terkekeh-kekeh pulang ke rumahnya. Dia itu adalah Pak Parjo ! Keesokan paginya…..“Desi….!”panggil suaminya. “Iya Mas ?”sahut Desi.

“Dasiku yang biru kamu simpan dimana ? Aku kok tidak bisa menemukannya dimana-mana ?”tanya suaminya. “Ada kok, di dalam lemari”jelas istrinya. Herman selalu berharap Desi akan selalu menyiapkan segala kebutuhannya sebelum berangkat ke kantor. Ketika mereka menikah beberapa tahun yang lalu, Desi sanggup selalu melayani Herman. Tapi kini, sebagai seorang wanita yang juga bekerja dengan seorang putri yang masih kecil, kesibukan pagi Desi sangatlah padat. Bangun pagi, menyiapkan makan, membangunkan Putrinya, menghidangkan sarapan… terus berlanjut sampai Herman berangkat kerja, Pipit putrinya itu biasanya diasuh oleh ibu mertuanya,Bu Parjo dan Desi sendiri berangkat bekerja.

Saat Bu Parjo tidak datang, kehidupan Desi jauh lebih hiruk pikuk. Untungnya ibu dan bapak mertuanya itu selalu menolong dan mereka selalu datang untuk membantunya. Bu Parjo tidak pernah menolak membantu dalam hal apapun juga, hubungan sebagai menantu dan ibu mertua ini pun terjalin erat. Herman dan Desi sering memberikan uang lebih pada Pak Parjo dan istrinya sebagai balas jasa dan sebagai rasa hormat mereka.Sayangnya Desi kemudian mengetahui kehidupan bapak mertuanya itu yang sebenarnya. Pak Parjo adalah seorang suami yang sering menyahkiti Bu Parjo. Tanpa alasan yang jelas (kemungkinan besar karena dia kalah main dengan kawan-kawannya).Biasanya kalau sudah begitu, hanya Pak Parjo lah yang datang ke rumah Herman selama beberapa hari. Desi sangat mengasihani Bu Parjo, kenapa dia masih tetap bertahan sebagai istri Pak Parjo ? Mungkin kondisi ekonomi membuat kehidupan Pak Parjo menjadi keras, tapi itu bukan alasan untuk menyahkiti istrinya sendiri.

Seandainya Herman yang berlaku demikian, maka Desi akan minta cerai dan pergi sejauh mungkin dari rumah ini. Bukanlah sakitnya fisik yang membuat Desi marah, tapi penghinaan berlebih terhadap kaum wanita yang membuatnya tersinggung. Desi hanya tertawa saat membayangkan Herman menjadi seorang seperti bapak mertuanya itu, tidak mungkin terjadi. Mereka sudah pacaran sejak SMU dan Herman adalah orang terbaik yang pernah dia kenal.Suatu ketika Desi pernah menanyakan perihal alasan Bu Parjo kenapa masih bertahan dengan suaminya itu, ibu mertuanya itu hanya tertawa penuh kesabaran. “Kamu belum tahu apa-apa, nduk. Desi belum mengeti apa-apa dalam hal ini”ucap ibu mertuanya dengan santai.Tapi, Bu Parjo berjanji, setiap kali Pak Parjo berlaku seperti itu, dia akan lari minta perlindungan pada Desi sekeluarga dan berusaha menyadarkan suaminya dari tindakan yang semena-mena itu. Hari ini Bu Parjo belum menampakkan batang hidungnya, dan Desi pun bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. “Pipit, ayo habiskan makannya” Kata Desi memperingatkan putrinya.

Putri kecil Desi punya kebiasaan buruk yaitu menghambur-hamburkan sarapannya. Toh walaupun sudah masuk kelas 0 kecil, Pipit masih seorang putri kecil. Desi melirik ke arah jam yang ada di dinding. Jam tujuh tiga puluh. “Sayang….aku pergi dulu ya. Mungkin pulang agak telat hari ini. Ada meeting nanti sore dengan pemegang saham” Kata Herman sambil menci-hum pipi sang istri.

Melangkah keluar dari dapur, Desi dan Herman mengangkat Pipit putrinya itu dari meja makan. Kalau Bu Parjo tidak datang, Hermanlah yang mengantarnya ke TK. Desi akan kebagian menjemputnya.

Desi merasa pusing hari ini, sehingga dia memutuskan untuk absen kerja. Setelah menelpon kantor untuk minta ijin. Saat melintas di depan kaca, tidak sengaja Desi memperhatikan dirinya sendiri.Sangat susah mempertahankan agar tetap langsing bagi sebagian orang. Tapi bagi Desi, dia bagai dikaruniai sebuah keindahan yang sangat sempurna. Desi merapikan rambut sebahunya yang agak kusut.

“Kamu memang cantik dan menarik banget, sayang. Kalau jalan-jalan di mall, pasti banyak cowok pengen berkenalan dengan kamu”itulah Kata-kata Herman biasanya….Dia selalu memuji istrinya. Memang bukan hal aneh kalau Desi sering dilirik cowok dimanapun dia berada, karena sangat cantik dan menawan. Tapi Desi adalah seorang istri yang setia dan punya martabat yang ia junjung tinggi.

“Mama, Pipit pegi dulu ya” Kata si kecil sambil mencium pipi sang bunda.

“Iya….Ati-ati ya sayang….” Desi mengecup dahi Putrinya yang lucu itu.

“Aku pergi dulu, say…..” Herman pamit sambil menggandeng Putrinya.Desi melambaikan tangan pada mereka berdua.Setelah suami dan putrinya pergi Desi pun rebahan ke atas tempat tidurnya. Pengaruh obat yang dia minum setelah sarapan tadi membuatnya sangat mengantuk. Ibu rumah tangga yang jelita itu pun tertidur selama hampir dua jam, sebelum akhirnya terbangun dan memutuskan untuk bersantai-santai sambil membaca tabloid. Desi bertanya-tanya….kemanakah Bu Parjo hari ini sebenarnya…?

Hari mulai siang dan Desi masih terus membolak-balik halaman tabloid. Dia masih menunda pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau memasak. Setelah merasa sedikit sembuh dari pusingnya, barulah Desi bangkit dari acaranya bermalas-malasan dan melangkah menuju dapur. Saat itulah terdengar pintu pagar dibuka. Siapa ya ? Apa mungkin tukang pos yang mengantarkan surat atau paket ? Pikir Desi dalam hati. Saat membuka pintu, Desi malah menemui Pak Parjo yang sedang membawa tas kresek hitam besar. “Oh…saya kira siapa…pak ?”ucap Desi. “Nak Desi kok di rumah ? Tidak kerja hari ini ?”tanya bapak mertuanya itu. “Oh, nggak, Pak. Soalnya hari ini badan agak kurang sehat, kepala juga pusing”jelas Desi.

“Oh begitu. Ini saya mau ngambil sampah yang di keranjang belakang”ucap pak parjo.Meskipun sedang malas untuk berbasa-basi dengan bapak mertuanya itu,tapi Desi tidak mau dianggap tidak sopan terhadap mertuanya ini. “Oh begitu…..Sampahnya ditaruh depan rumah saja, Pak. Nanti diambil sama tukang sampah yang keliling kan ?”sahutnya.

“Iya….” jawab Pak Parjo singkat. Desi kemudian mempersilahkan Pak Parjo untuk masuk guna mengambil sampah itu. “maaf nduk….Tapi bolehkah bapak minta segelas air putih ? Saya haus sekali” tanya Pak Parjo. “Tentu saja boleh, Pak. Kan sudah biasa ? Anggap saja rumah sendiri. Sini, biar saya saja yang mengambilkan. Bapak duduk dulu” Kata Desi sopan.Ketika Desi kembali dengan segelas air putih, Pak Parjo sudah duduk di ruang tengah. Dengan cepat Pak Parjo meneguk air putih itu dan mengembalikan gelasnya pada Desi. Ibu muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas itu, tapi sebelum sempat menarik gelas itu, tangan Desi sudah ditarik oleh Pak Parjo duluan. Desi pun tertarik ke depan ke arah Pak Parjo.Dengan sigap Desi berputar sehingga Pak Parjo kini berada di belakangnya dan dia mencoba untuk lari, tapi Pak Parjo terus memegang tangan Desi sehingga gelas yang dipegang itu terlempar hingga pecah berkeping-keping.Apakah yang akan dilakukan oleh pak parjo ini sebenarnya ? apakah dia akan berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya selama ini akan menantunya yang cantik itu ?

SEKIAN & TERIMA KASIH ! NANTIKAN KISAH- KISAH SERU LAINNYA YA GUYS ! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar