Sabtu, 17 Juni 2023

Ibu Mertuaku Yang Lebih Pengalaman Aku Semakin Melayang || Cerpen Romantis

Hari itu setelah aku dan ibu ibu mertuaku selesai saling bantu mendaki menuju puncak,setelah ibu ibu mertuaku selesai mandi, aku segera mandi pula. Selesai mandi, aku langsung keluar menyalakan motorku. Aku bilang ke ibu mertuaku kalau aku mau servis motor sekalian jemput istriku. Padahal tidak ada rencana pada hari itu aku untuk servis motorku, namun aku merasa kalau tak bisa berduan terus dalam satu rumah dengan ibu mertuaku yang nekat itu. Bisa-bisa nanti aku diajaknya lagi. Memang asyik dan menyenangkan sih, tapi aku tak tega mengkhianati istriku. Rupanya terlalu lama servis motornya sehingga aku terlambat untuk menjemput istriku yang memang hanya setengah hari kerjanya. Setelah aku telepon, ternyata istriku sudah pulang duluan dan berada di rumah, saat itu juga aku putuskan kembali ke rumah. Setibanya aku di rumah, aku dapati isriku dan ibu mertuaku sedang mengobrol di depan TV. Aku hanya menyapa mereka ala kadarnya dan langsung menuju kamar. Aku sengaja tidak ikut mengobrol karena masih terbayang apa yang telah aku lakukan bersama ibu mertuaku tadi. Aku tidak bisa membayangkan seandainya istriku tahu apa yang telah kami lakukan. Tidak beberapa lama, isriku menyusulku masuk ke kamar. “sudah makan, A’ ?”tanya istriku. “Belum, entar saja ah, Ris, belum lapar ini”keinginan untuk makanku pun seolah hilang.

“Tadi sama mamah gimana, A’ ?” Dug….! Pertanyaan itu terasa begitu menyesakkan dadaku. Apakah istriku sudah tahu ? Apa yang akan dikatakan istriku nanti. Baru 3 bulan nikah, aku sudah membohonginya, dengan ibunya dia sendiri lagi. “Aa’ ?” Risma memanggilku lagi. Aku menarik nafas dalam-dalam. “Maafin Aa’, Ris…Aa’ gak bermaksud, tapi mamah yang…”sahutku bingung. Belum selesai kalimatku, istriku langsung memotong. “Aa’ kenapa sih ? Kan Risma yang menyuruh mamah” ucapnya.

“Maksudnya ?” tanyaku kaget dan juga bingung dengan ucapannya itu. “Iya, memang Risma yang nyuruh mamah buat melakukannya sama Aa’ ” Aku semakin bingung dengan ucapannya, apakah istriku mau ngetest kesetianku. Kalau memang iya, berarti sudah gagal lah aku. “Gimana, apakah Aa’ bahagia saat sama mamah tadi ?”tanya istriku lagi seperti tanpa ada beban. “Emang maksud Risma tuh apa sih ?” nadaku agak meninggi. “Aa’ marah yah ?” Pertanyaannya semakin membuatku bingung, kenapa harus aku yang marah ? Seharusnya kan Risma yang marah karena aku telah melakukannya dengan ibunya.

“Risma selama ini ngerasa belum bisa bahagiakan Aa’dalam hal itu” lanjutnya. “Risma sudah belajar sama mamah, semua yang mamah ajarin juga sudah Risma praktekin, tapi tetep saja Risma masih belum ngerasa Aa’ itu bahagia. Mamah juga katanya bingung mau ngajarin Risma apalagi, soalnya mamah sendiri belum tahu Aa’ sukanya kayak gimana, makanya Risma nyuruh mamah nyobain sendiri sama Aa’ “jelas istriku lebih lankut. Gila-k ! Ibu dan ank sama saja. Aku selama ini memang suka kikuk kalau sedang melakukannya dengan istriku,karena selama ini aku biasa dengan wanita-wanita yang sudah berpengalaman. Tapi apa selama ini Risma gak sayang sama aku sehingga dia tidak cemburu sama sekali aku melakukannya dengan orang lain ? “Sebenarnya Risma itu sayang gak sama Aa’?” aku bertanya karena rasa penasaran. “Ya sayang atuh, A’ !” jawabnya singkat. “Tapi kamu kenapa gak cemburu padahal Aa’ sudah melakukannya dengan orang lain ?”tanyaku. “Ah, Aa’ orang lain siapa ? Itu kan mamah Risma sendiri, ngapain juga pake cemburu, kalau Aa’ sama orang lain diluaran sana, baru Risma akan cemburu”sahutnya membuatku bertambah bingung jadinya. “Emang tadi mamah bilang apa saja sama Risma ?”tanyaku lagi. “Ya bilang yang Aa’ suka seperti apa, sukanya diapain…mau praktekin sekarang A’ ?”tanya istriku. “Ayolah…” jawabku singkat.Risma langsung mendekatiku dan langsung saja mempraktekkan teori yang diberikan oleh mamahnya,memang yang dilakukannya saat itu efeknya sangat berbeda dari biasanya, namun masih tetap lebih ketika aku dengan ibunya tadi.Setelah beberapa saat aku menyuruh istriku berhenti. Lalu aku gantian yang berusaha membuatnya melayang.Tetapi ketika aku akan berusaha membuatnya semakin terbang,istriku malahan memintaku langsung ke intinya saja.Tetapi aku berikan jawaban kalau aku ingin nanti dulu. Saat itulah terdengar suara ketukan di pintu kamar.  “The….Teteh, chargeran HP mamah yang dipinjam teteh dimana ?” tenyata ibu mertuaku.

“Nih di meja, mah. Mamah ambil saja sendiri, teteh lagi nanggung nih, pintunya gak dikunci kok” jawab istriku. Aku melirik padanya, menandakan protes terhadap istriku yang malah menyuruh masuk pada ibunya saat aku dan dia dalam keadaan seperti itu. “Gak pa-pa atuh, A’… kan mamah juga sudah pernah lihat Aa’ seperti ini. Iya kan, mah ?”ucap istriku sambil melirik ibunya yang sudah masuk ke dalam kamar. “Oh iya, mah, gimana sih caranya biar tidak linu ?”tanya istriku ke ibunya dengan lugunya.

“Ya tetehnya rileks atuh, nyantai, jangan ditahan,ikuti saja alurnya itu kemana pun” jawab ibu mertuaku.

“Yuk, A’ cobain lagi ya…?” pinta Risma padaku. Duh, kacau nih, pikirku. Tiba-tiba moodku hilang dengan masuknya ibu mertuaku itu. Tapi yah tanggung…. kasihan juga istriku kalau sampai tak jadi lanjut. Jadi aku coba juga akhirnya cara itu,namun masih tetap sama.Istriku masih belum bisa menahan rasa linu itu.Hingga akhirnya ibu mertuaku yang melihatnya pun berkata,“Hemmm, teteh mah… nih, lihat mamah caranya” nampaknya ibu mertuaku gem-as melihat tingkah istriku saat itu.Dengan cepat ibu mertuaku memposisikan dirinya seperti posisi istriku saat itu dan berkata, “Coba, A’ sama mamah” lanjutnya.

Aku agak sedikit ragu, aku lirik istriku. ”Gak pa-pa, Ris ?” aku bertanya. “Iya, gak pa-pa atuh, A’ kan Risma juga pengen tahu caranya” jawab istriku. Aku lalu berpindah ke ibu mertuaku.Tanpa rasa canggung lagi aku pun melakukan seperti yang diminta oleh ibu mertuaku itu,sehingga ibu mertuaku langsung mengeluarkan suara-suara merdunya. sedangkan istriku memperhatikannya secara seksama di sampingku. “Nih, the….kayak gi…..ni… nyan…..tai saja” kata ibu metuaku dengan suara terputus-putus akibat ulahku itu.Tentu saja aku semakin semangat jadinya sehingga suara ibu mertuaku semakin menjadi. Saat itu juga istriku menarik tangan kiriku dan menempelkannya diarea gampang banjir itu. Aku tak berhenti juga pada ibu mertuaku dan tanganku juga aktif di kawasan Risma itu. Sekarang istriku pun mulai mengeluarkan suaranya sama halnya ibu mertuaku. “Sudah, A’ gantian teteh atuh” kata ibu mertuaku sambil beranjak mau pergi.Aku pun menghentikannya.

“Mamah mau kemana ? Jangan pergi dulu atuh, mah” Istriku mencegah ibunya yang akan pergi.

“Sudah, Teteh terusin saja. Nanti mamah malah jadi mau yang lebih lho…” jawab ibu mertuaku.

“Ajarin Teteh lagi atuh, mah.ntar sekalian biar diselesakan sama Aa’. Mau kan, A’ ?” tanya istriku seraya melirikku. “Yah, gimana Risma sama mamah saja lah” kataku pada akhirnya. Siapa juga yang bisa menolak kesempatan seperti ini. “Ya sudah, atuh terusin dulu sama teteh, A’” kata ibu mertuaku.

Aku pun bersiap kembali untuk istriku yang dari tadi sudah tampak bersiap siaga. “Santai saja ya, A’ ” kata istriku.Perlahan tapi pasti aku pun  memulainya.Ternyata Risma kali ini mulai bisa lebih baik dan mulai mengeluarkan suaranya.

Kemudian kulanjutkan dengan yang lebih lagi,sehingga istriku seperti tersentak kaget sambil memegangi tangan ibunya yang sudah ada di sampingnya. “Linu, A’ “ucap istriku. “Udah ya, A’ ?!”ucapnya.

Aku pun menghentikannya di area itu dan berpindah kearea yang lainnya, Pada saat itu juga tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat. Rupanya ibu mertuaku yang masih menggunakan daster sudah ikutan untuk mengantarkan aku ke puncak di siang itu. Sungguh saat itu aku bagaikan seorang raja dengan seorang ratu dan selirnya saja.Melihat aku yang kesenangan dengan aksi ibu mertuaku, istriku langsung bangun dan menyuruhku berbaring. Selanjutnya Istriku dengan seksama memperhatikan secara detail cara yang dilakukan oleh ibu mertuaku itu. Melihat istriku yang memperhatikannya itu, ibu mertuaku kemudian menyuruh istriku menggantikannya.Mendapati situasi yang luar biasa itu tentu saja aku semakin terpancing,aku pun meminta istriku untuk menyempurnakannya.Sedangkan aku juga sedang sibuk berusaha membuat ibu mertuaku semakin terpacing. Istriku pun langsung bersiap-siap mengabulkan permintaanku itu. sedangkan aku masih asik pada ibu mertuaku. Tanpa aku sadari, tangan ibu mertuaku memegangi istriku,dan memberikan arahan. “Nah, gitu, teh…..?” katanya sambil memberi arahan pada istriku. “Iya, mah…Teteh…!” seketika itu juga Risma telah mendapatkannya.

“Gantian mamah ya ?” kata ibu mertuaku. Istriku pun mengangguk. Namun saat ibu mertuaku hendak naik, aku menolaknya. Aku tahu kalau ibu mertuaku di atas, aku pasti cepat game over.

“Mamah di bawah ya…?” kataku.Selanjutnya aku pun mengerjakan tugasku itu,dengan cepat ibu mertuaku menyambutnya dengan antusias sekali diiringi dengan suara-sauaranya yang menambah suasana menjadi semakin romantis saja.Mendengarnya semakin aku percepat langkahku. Dan beberapa saat kemudian ibu mertuaku pun mendapatkannya juga. Sebenarnya saat itu juga aku hendak dapat, namun aku coba tahan.Kemudian ibu mertuaku menyuruh istriku menggantikannya,tetapi istriku justeru menyuruh ibu mertuaku yang lanjut. Aku sebenarnya lebih senang dengan ibu mertuaku dibanding dengan istriku, mungkin karena ibu mertuaku lebih berpengalaman. Segera saja ibu mertuaku mengeluarkan jurus yang baru lagi yang membuatku semakin senang,melihat gelagat itu istriku bilang,

“Ntar teteh ajarin yang itu ya, mah”pinta istriku. “Iya, ntar mamah ajarin” kata ibu mertuaku dengan senyum bangga. Tak lama kemudian ibu mertuaku mulai mempercepat langkahnya.Dan seperti yang sudah aku kira kalau aku tak akan lama kalau ibu mertuaku di atas.Akhirnya aku pun berhasil diantarkan oleh ibu mertuaku disiang itu ke puncak,yang tentu saja diikuti pula olehnya. Kugenggam tangan istriku yang berada di sampingku disaat-saat indah itu. Setelah selesai, ibu mertuaku langsung turun dan pergi meninggalkan kamarku. Sekarang tinggallah aku dan istriku. Aku belai rambutnya. Meskipun terasa gila-k, tapi aku rasakan aku semakin sayang kepadanya. “Ris…” aku memanggilnya pelan. “Iya, A’ ” sahut istriku. “Kok bisa ya kamu berbagi seperti itu ?” tanyaku yang masih heran. “Risma sama mamah mah dari dulu sudah dekat banget. Apa-apa suka berdua, pergi kemana-mana berdua, tidur berdua, bahkan mandi juga kadang suka berdua sama mamah. Makanya kalau Aa’ sama mamah ya sudah, gak masalah buat Risma” jawabnya. “Jadi Risma juga berbagi suami sama mamah ?”tanyaku.

“Ya nggak atuh, A’. Aa’ itu suaminya Risma, terus kalau mamah ya tetep saja ibu mertuanya Aa’. Ini kan cuma masalah pembagian jatahnya saja, A’. Risma juga kasihan sama mamah, semenjak bapak sakit sampai meninggal, mamah tuh gak pernah mendapatkannya, palingan cuma ritual sendiri. Terus kan nanti kalau Risma lagi ada tamu bulanan atau sehabis lahiran, kan gak bisa kasih jatah. Jadi kalau Aa’ mau, tinggal bilang saja sama mamah, Risma kan gak mau Aa’ jajan atau nyari di luar” jawaban istriku begitu datar seperti yang biasa saja, padahal bagiku ini hal yang aneh dan juga begitu gila-k. Tapi yah kalau boleh jujur, aku merasa lebih bahagia saat dengan ibu mertuaku yang lebih berpengalaman.Sejak saat itu, kami sering bertiga, bahkan tak jarang kalau istriku sedang kerja, aku dengan ibu mertuaku, tapi dengan sepengetahuan istriku. Sekarang aku sudah 5 tahun menikan dan sudah dikarunia seorang putri yang cantik. Sampai saat ini juga aku masih suka dengan ibu mertuaku, apalagi kalau istriku sedang datang tamu bulanannya.Demikianlah kisahku ini yang berawal dari pengalaman saat dengan Bu Mona 39 tahun ibu kos ku itu,dan berlanjut seperti ini jalan hidupku.

SEKIAN & TERIMA KASIH ! NANTIKAN KISAH- KISAH SERU LAINNYA YA GUYS ! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar