Ummi Rosidah sudah cukup lama menjadi
ustadzah di rumah bapak Ahmad. Ini merupakan tahun ketiga dia bekerja di sana.
ummi Rosidah merasa kerasan karena keluarga bapak Ahmad cukup baik
memperlakukannya bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang
ustadzah. ummi Rosidah sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan bapak Ahmad,
yang karena kesibukannya sehingga harus menyerahkan kewajibanya membimbing
anak-anaknya kepada ummi Rosidah.Walaupun bukan dari kota, ummi Rosidah tergolong
wanita yang cerdas, aktif, dan menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 42
tahunan. Penampilannya seperti umumnya aktifis muslimah. Dia pandai beradaptasi
sehingga cepat mendapat banyak rekan. Kesibukannya sehari-hari membuat jiwa dan
raganya sehat,berwibawa dan keibuan.Dalam usianya yang tidak tergolong muda
ini, ummi Rosidah masih memiliki energi yang tinggi karena ternyata selain
mengajar dan koordinator aktifis, dia juga seorang penulis yang produktif.
Malam itu, ummi Rosidah kembali tak bisa
tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas tempat tidurnya. Dia
menggigil saking tak tahannya menahan keinginannya yang begitu besar malam itu.
Sebenarnya terpikir olehnya untuk melakukan ritual seperti biasnya, namun hal
itu tak cukup baginya.Akhirnya ummi Rosidah hanya bisa mengeluh sendiri di
peraduannya itu sampai tak terasa keinginannya itu pun terbawa tidur. Dalam
mimpinya ummi Rosidah merasakan adanya gerakan lembut padanya.Mendapati hal itu
ummi Rosidah dengan suka cita menyambut dan sekaligus memberikan peluang itu
pada yang sedang melakukan itu.Tanpa sadar ummi Rosidah mengigau sambil
membusungkannya. “enaknya…” ucapnya seraya Kedua tangan ummi Rosidah memegang
kepala itu. ummi Rosidah nafasnya sampai terputus-putus saking terbawa suasana
atas apa yang terjadi saat itu pada dirinya. sampai-sampai dia terbangun dari
mimpi dan tidurnya itu.
Perlahan dia membuka kedua matanya sambil
merasakan bahwa mimpinya itu masih terasa, meski dirinya sudah terbangun.
Setelah matanya terbuka sepenuhnya, dia baru sadar bahwa ternyata dia tidak
sedang bermimpi. Ummi Rosidah pun segera menengok ke bawah dan ternyata ada
seseorang tengah dengan semangatnya terus berusaha menyenangkan diri dan
dirinya juga. Dia sempat mengira kalau orang itu adalah suaminya yang baru
datang dari desa. Dalam hati dia bersorak senang sekaligus juga heran atas
kedatangannya itu,karena malam sudah begitu larut. Apa dia tidak takut…?
Tiba-tiba ummi Rosidah sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau orang itu
bukan suaminya ?
ummi Rosidah langsung bangkit dan
mendorongnya dan hendak mengingatkan pada orang itu kalau bukan suaminya. Namun
belum sempat ucapannya itu keluar, dia melihat ternyata orang itu bukanlah
suaminya ?! Yang lebih mengejutkannya lagi adalah ternyata orang itu tidak lain
adalah Jaka, putra tunggal bapak Ahmad !? “Jaka….?!” pekiknya sambil menahan
suaranya.
“ngapain kamu di kamar ummi ?” tanyanya
lagi karena ummi Rosidah merasa kebingungan saat melihat wajah Jaka yang merah
padam. Mungkin karena keinginannya yang besar itu bercampur dengan rasa malu
karena ketahuan kelakuannya itu. “ummi....anu….ma-maafin Jaka…”ucapnya dengan
suara memelas. Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah ummi Rosidah.
“Tapi…barusan nga…ngapain?” tanyanya lagi
karena tak pernah menyangka putra bapak Ahmad itu seberani itu berbuat seperti
itu padanya. “Jaka....tadinya mau minta tolong ummi bikinin PR…” katanya
menjelaskan. “Tapi waktu lihat ummi lagi tidur sambil bergerak-gerak
pelan….ngghh…Jaka jadi nekat seperti itu tadi sama Ummi” jelasnya kemudian.
“hmm…Jaka…itu nggak boleh. Nanti kalau
ketahuan abah gimana coba ?” Tanya ummi Rosidah dengan sabar. “Jaka tahu itu
salah…tapi....” jawab Jaka ragu-ragu. “Tapi kenapa Jaka ?” Tanya ummi Rosidah
penasaran.”Tapi Jaka beneran mau,ummi”ucapnya. Kepala ummi Rosidah bagaikan
disamber geledek mendengar ucapan Jaka. Berarti dia tahu perbuatannya yang
sering nonton film suami istri di tv, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini ?
“Kenapa Jaka mau itu ?” tanyanya kemudian
dengan lembut.
“Jaka sering ngebayangin ummi selama
ini…..”sahutnya. “terus ?” desak ummi Rosidah makin penasaran. “Jaka suka
ngintai kalau ummi lagi mandi” akunya sambil melirik ke arah baju panjang ummi
Rosidah. Jaka menarik nafasnya dengan panjang menyaksikan sesuatu yang
menggantung tegak dihadapannya itu. ummi Rosidah dengan refleks merapikan
bajunya untuk menutupinya. Kurang asem juga mata anak bau kencur ini, gerutu
ummi Rosidah dalam hatinya.
“Boleh khan ummi ?” kata Jaka kemudian.
“Boleh apa ?” sentak ummi Rosidah mulai panik.
“Boleh yang kayak tadi itu” pinta Jaka
tanpa rasa bersalah seraya mendekati ummi Rosidah.
“Jaka jangan begitu sama ummi…” katanya
seraya mundur menjauhinya.
“Nggak boleh…!”ucapnya. “ boleh ya…? Nanti
Jaka bilangin ke ayah lho…kalau ummi sering nonton film”ucap Jaka mencoba
memberikan pilihan yang sulit bagi ummi Rosidah.
“Eh jangan….! Nggak boleh bilang ke
siapa-siapa ya” kata ummi Rosidah mulai semakin panik.
“Kalau gitu boleh dong Jaka….?”ucapnya
seraya terus mendekat.
Kurang asem bener anak ini, berani-beraninya
mengan-cam, keluhnya dalam hati. Tapi bagaimana kalau dia bilang-bilang sama
orang lain. Oh Jangan….Jangan sampai ! ummi Rosidah berpikir keras bagaimana
caranya agar anak ini dapat dikuasainya, agar tak cerita kepada yang lain. ummi
Rosidah lalu tersenyum kepada Jaka seraya meraih tangannya.
“Jaka mau ini ?” katanya kemudian sambil
menaruh tangan Jaka ke atasnya yang sudah tertutup baju dan kerudungnya.
“Iya…ii-iiya…” katanya sambil menyeringai gembira dan segera saja mulai
menggerakkan tangannya. “Gimana Jaka….suka nggak ?” Tanya ummi Rosidah sambil
meliriknya.
“Tampan juga putra bapak Ahmad ini, walau
masih suka ingusan tapi dia tetaplah seorang lelaki ”pikir ummi Rosidah.
Bukankah tadi dia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk menghapus rasa dahaga
yang demikian meresahkan hatinya ? Mungkin saja jaka ini tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali ? Setelah berpikiran
seperti itu, ummi Rosidah menjadi semakin penasaran. Ingin tahu bagaimana
rasanya melakukannya dengan lelaki seumuran jaka ini. Tentunya masih lugu dan
perlu diajarkan tata tertibnya. Mengingat hal ini keinginan ummi Rosidah jadi
meningkat kembali. Keinginannya malam itu semakin menggeh-bu-geh-bu. Kalau saja
lelaki ini adalah suaminya, tentunya sudah dia terima sejak dari tadi untuk
meredakan gelora jiwanya yang sudah ke ubun-ubun malam itu. Tapi tunggu
dulu…..Jaka masih perlu bimbingan,Jangan sampai dia kaget dan malah akan
membuatnya ketakutan. Lalu ummi Rosidah pun memberikan peluang itu seluas-luasnya
dan membiarkan Jaka melakukannya sesuka hatinya.Tentu saja jaka dapat melihat
dengan jelas keindahannya yang paling dibanggakan itu. Jaka mencoba
menyenangkan dirinya sambil melirik ke wajah ummi Rosidah yang nampak seperti
menahan sesuatu. “ummi sakit ?” tanyanya.
“Nggak kok….” Sahutnya seraya memberikan
arahannya,Jaka pun mengikuti semua perintah ummi Rosidah. Tetapi entah kenapa
tiba-tiba dia ingin berlaku layaknya seperti ketika dia masih bayi. Dan hal itu
spontan membuat ummi Rosidah terperanjat akan perubahan ini, sekaligus senang
karena meski yang dilakukan jaka itu tidak semahir suaminya, tapi cukup
membuatnya terpancing dengan begitu hebat. Apalagi tangan Jaka yang satunya
lagi sudah mulai berani menjelajahinya. Perasaan ummi Rosidah seraya melayang
dengan apa yang ada ini. Ummi Rosidah sudah tak sabar menunggu tangan Jaka
untuk segera sampai ke bagian intinya itu. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai
juga apa yang diharapkannya itu. Akhirnya ummi Rosidah mendorong tangan itu,ke
daerah paling istimewanya itu.
Jaka terperanjat begitu jemarinya berada di
daerah yang terasa begitu hangat. Hampir saja dia menarik lagi tangannya kalau
tidak ditahan oleh ummi Rosidah. “Nggak apa-apa…Jaka !”bisik Ummi Rosidah
dengan pelan. Jaka kembali bersemangat ketika mendengar suara-suara ummi
Rosidah yang begitu merdu bin syahdu. Sambil terus menyuruh Jaka mempraktekkan
ini dan itu. Tangan ummi Rosidah mulai bergerak untuk membantu jaka
mempersiapkan hidangan malam khusus untuknya itu. Dia sebentar melirik ke bawah
dan melihatnya, Boleh juga…..Meski tidak sama dengan suamiku, tapi cukuplah
untuk pengurang lapar dimalam itu,gumamnya di dalam hati. Dengan tidak sabar
ummi Rosidah pun meraihnya,dan hal itu spontan membuat jaka merona
wajahnya,ummi Rosidah tersenyum senang melihatnya.Putra pak Ahmad ini semakin
menggema-skan saja. keluguannya membuat ummi Rosidah semakin terpancing.Rasanya
dia tak bisa bertahan lebih lama lagi akibat ulah si Jaka itu. Seketika itu
juga ummi Rosidah menyadari bahwa dirinya telah memperolehnya untuk yang
pertama kalinya. Heran juga sebenarnya ummi Rosidah saat itu. Tak seperti
biasanya dia bisa secepat itu mencapai puncaknya. Entah kenapa…? Mungkin karena
dari tadi dia sudah terlanjur ingin banget sebelum kedatangan jaka itu ditambah
pengalaman barunya itu dengan lelaki yang masih begitu muda, telah membuatnya
cepat sampai puncaknya. Jaka terperangah menyaksikan ekspresi wajah ummi
Rosidah yang nampak begitu bahagia. Gerakan aneh dari ummi Rosidah saat itu
membuat Jaka menghentikan gerakan tangannya. Jaka begitu terpesona melihatnya.
dia juga merasa sedikit takut kalau malah akan membuat ummi Rosidah sakit.
“ummi….? ummi Rosidah kenapa…?” tanyanya demikian lugunya.
“Nggak papa sayang…ummi Rosidah justru
sedang bahagia ini” demikian kata ummi Rosidah seraya memberikan hadiah yang
begitu manis dan penuh kasih sayang di wajah tampan jaka itu.Selanjutnya ummi
Rosidah mengambil alih semua tugas jaka itu,dengan penuh semangat. Jaka senang
sekali melihat ummi Rosidah yang seperti itu.Jaka pun ikut memberikan balasan
dengan mengikuti hati nuraninya saja.Tetapi apa yang dilakukan oleh jaka yang
minim akan pengalaman itu malahan menimbulkan sensasi tersendiri bagi ummi
Rosidah. Apa yang sebelumnya dia anggap tidak akan berarti apa-apa tetapi
setelah semuanya terjadi barulah ummi Rosidah menyadarinya,sungguh sensasi yang
luar biasa bathinnya.Sehingga ummi Rosidah pun berfikir tidak boleh
disia-siakan kesempatan yang ada itu.Apalagi dia teringat dengan istilah ‘OBAT
AWET MUDA’maka semakin bersemangatlah dia didalam bekerja.
ummi Rosidah benar-benar menyukai putra
majikannya ini. dia ingin memberikan hadiah yang terbaik untuk jaka malam itu.
Ingin memberikan pembelajaran dan pengalaman yang tak akan pernah jaka lupakan
selama hidupnya. Ummi Rosidah sangat yakin Jaka pasti masih ASLI tulen. ummi
Rosidah semakin terobsesi ketika membayangkan,kalau malam itu dia akan dapat
obat awet muda itu.Kemudian ummi Rosidah mengatur posisi jaka supaya dia lebih
leluasa dalam bekerjanya.Jaka hanya dengan manut terus mengikuti semua
bimbingan yang diberikan oleh ummi Rosidah malam itu,jaka yang memang belum
pernah menemukan hal yang semacam itu tentu saja seraya terbang ke langit entah
tingkat yang keberapa atas apa yang diberikan oleh ummi Rosidah padanya ?
Sehingga saat itu pun jaka merasakan kalau ada sesuatu yang sepertinya akan
segera mengalir darinya,ummi Rosidah rupanya tahu akan hal itu. Ummi Rosidah
tak menginginkan itu terjadi dulu.Maka dengan cepat dia menghentikan
pekerjaanya itu dan melakukan sesuatu sehingga jaka gagal mendapatkannya saat
itu.
“kenapa Ummi….?” Tanya Jaka bingung karena
tiba-tiba saja apa yang dirasakannya itu menghilang.
“Nggak apa-apa. Tenang saja,jaka…..Biar
tambah maksimal nanti” jawab ummi Rosidah seraya mempersiapkan diri untuk
menyempurnakannya dari atas. Akibat apa yang dikerjakan oleh ummi Rosidah itu,
jaka spontan serasa berada di surga dunia,maklumlah memang jaka kan baru kali
itu mendapatkannya sudah begitu mentornya seorang ummi yang begitu pengalaman
dan penuh kasih sayang memberikannya.Ummi Rosidah benar-benar mendapatkan
kejutan yang luar biasa malam itu,sehingga dia pun semakin semangat saja malam
itu,Hingga beberapa saat kemudian ketika dia merasa kalau sudah begitu dekat
dengan sebuah puncak,dan saat itu pula jaka juga berkata kalau sudah
melihatnya,maka ummi Rosidah dengan penuh kasih sayang membimbingnya untuk bisa
secara bersama-sama tiba di puncak yang sudah semakin jelas terlihat itu. Jaka
mencoba bertahan sekuat tenaga sampai akhirnya kewalahan juga menghadapi daya
tarik wanita berpengalaman ini.Saat-saat indah itu pun akhirnya mereka berdua
dapatkan. Kedua insan yang tengah lupa daratan itu pun berguh-lingan di atas
bed itu. Nampak senyum ummi Rosidah mengembang. Penuh dengan kebahagiaan. Ia
melirik kepada jaka dan mengelus rambutnya. “Gimana sayang ?”ucapnya.
“Iya umi, jaka bahagia…..sekali malam ini”
jawab Jaka . Tangan ummi Rosidah kembali bergerak,sehingga atas ulahnya itu,
mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.Ketika ummi Rosidah
mengatakannya,Jaka hanya bisa mengangguk dan kembali mengerjakan pr nya.Mereka
berdua kembali merajut benih-benih cinta kasih itu tanpa mengenal waktu dan
tanpa mengenal lelah dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam yang
bersahutan. Jaka meninggalkan kamar ummi Rosidah dengan begitu letih.Tapi nampak
wajahnya begitu berseri-seri, karena malam itu dia sudah merasakan pengalaman
yang luar biasa dari ummi Rosidah.
SEKIAN & TERIMA KASIH ! SEMOGA TERHIBUR !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar