Minggu, 18 Juni 2023

Gara-Gara Lele Jumbo Pengepul Barang Rongsokan Runtuhlah Iman Bu Rahayu ...

Terus terang tak pernah aku berpikir bisa berbuat seperti ini sebelumnya. Di kalangan masyarakat komplek perumahan yang aku tinggali, aku termasuk ibu rumah tangga yang alim dan terhormat. Aku sangat mencintai suamiku, Mas Irul, yang berusia 38 tahun, cukup ganteng, punya jabatan pula, dia adalah seorang insinyur dan manager dari sebuah perusahaan konstruksi. Aku sendiri Rahayu, 32 tahun, cukup cantik, bahkan menurut tetanggaku aku sangat cantik. setiap keluar rumah, aku selalu memakai jilbab panjang yang tersampir hingga ke pinggang, lengkap dengan jubah panjang yang menutupi seluruh keindahan yang ada. Aku pun aktif di pengajian-pengajian yang sering diadakan di sekitar rumahku. Memang aku akui aku agak keseh-pian,karena sejak 5 tahun pernikahanku dengan suamiku, kami belum juga dikaruniai keturunan. Saat-saat suami tak di rumah, aku sering khawatir dan cemburu, takut dia mencari akan mencari perempuan lain yang bisa memberikannya keturunan. Demikian pula saat suami sedang sibuk atau lelah dan tak banyak ngomong, aku sudah cepat curiga dan cemburu pula. Aku sering membesarkan hatiku sendiri, bahwa tak ada yang kurang dari diriku. Pakaian islami,tak mungkinlah suamiku mencari perempuan lain di luaran sana. Demikianlah….hingga pada suatu ketika karena aku ada sedikit gangguan kesehatan, aku pergi berobat ke sebuah poliklinik yang tidak jauh dari rumahku. Biasanya suamiku sendiri yang mengantarkan aku, tetapi karena Mas Irul sedang tugas keluar kota jadi aku harus ke dokter sendiri. Hari itu aku memakai jubah panjang yang berwarna putih serta jilbab berwarna merah muda yang juga panjang.Saat aku turun dari angkot, nampak di ruang tunggu klinik itu sudah penuh orang yang antri. Tetapi aku santai saja karena memang tak ada urusan yang menunggu, sehingga harus buru-buru. Mas Irul, keluar kota untuk 1 minggu sejak kemarin pagi. Aku juga tak perlu masak memasak. Kami berlangganan makanan dari tetangga yang mengusahakan catering.

Sesudah beberapa saat menunggu, aku berasa kepingin ke toilet untuk buang air. Sesudah melalui lorong poliklinik yang cukup panjang dan deretan pintu toilet untuk lelaki aku sampai juga di toilet perempuan. Pada saat inilah peristiwa itu terjadi hingga terciptalah cerita romantisku ini.

Tanpa sengaja, saat melewati toilet lelaki itu aku menengok ke sebuah toilet yang pintunya terbuka. Aku langsung tertegun dan sangat kaget, seakan tersengat listrik ribuan volt. Karena ketika itu aku menyaksikan seorang lelaki sedang berdiri buang air dan aku lihat dengan jelas pancurannya. Yang membuat aku tertegun adalah lele jumbo itu, sungguh luar biasa gumamku kala itu. Dalam pandangan yang singkat itu aku sudah berkesimpulan, dalam keadaan belum apa-apa saja sudah nampak seperti pisang tanduk. Aku tak mampu membayangkannya akan seperti apa kalau sudah di pancing ? Aku masih tertegun saat lelaki itu menengok keluar dan melihat aku yang sedang terpana saat mengamatinya. Entah sengaja atau tidak, dia menggoyangkannya. Mungkin untuk menuntaskannya, atau juga untuk memamerkannya padaku. Entahlah…! Aku pun cepat-cepat melengos. Aku malu dikiranya sengaja untuk melihatinya. Dan aku juga malu pada diriku sendiri, sebagai istri atau pun perempuan sebagaimana yang aku gambarkan di atas tadi. Tetapi entahlah. Barangkali lelaki tadi telah sempat melihat mataku yang setengah melotot ketika melihatnya. Aku sendiri jadi resah…..Hingga sepulang berobat itu perasaanku terus terganggu dengan bayangan yang aku lihat itu. Aku akui, oleh sebab peristiwa itu, selama aku menunggu panggilan dari petugas poliklinik, pikiranku terus melayang-layang. Aku tak mampu menghilangkan ingatanku pada apa yang aku saksikan tadi. Mungkin aku terobsesi karenanya. Dan tidak sebagaimana biasanya,saat itu juga keinginanku tiba-tiba saja muncul dengan hebatnya. Bayangan akan seandainya aku bisa mendapatkan kesempatan itu terus saja mengejar pikiranku. Jantungku terus berdegup kencang dan cepat. Entah apa yang aku mau...? Kenapa aku jadi begini ?! Seorang istri yang cantik, terhormat, dan alim tak boleh berpikir seperti ini !bathinku berusaha menetralisir keadaanku saat itu.Tapi selanjutnya aku malah mulai mencari-cari siapa sebenarnya lelaki itu. Aku tengok-tengok di antara pengunjung yang berada di ruang tunggu dan juga sepintas yang ada di teras dan halaman kebun, namun aku tak pernah menjumpainya lagi. Khayalanku bahkan terus bergerak menjadi demikian jauh.Hari itu pikiranku benar-benar panik dan aku seperti menjadi panas dingin akibat pikiranku yang semakin nglantur itu. Dua hari kemudian ketika aku sedang menyirami bunga di halaman saat aku dengar tukang pengumpul rongsokan lewat di depan rumahku, “besi bekas ! kompor bekas…!” teriakannya yang khas pun aku dengar. Sudah lebih dari 3 bulan majalah dan koran bekas menumpuk di dekat lemari bukuku. Aku pikir kujual saja untuk mengurangi sampah di rumahku.

Tanpa banyak pikir lagi aku pun memanggil si abang itu, “Bang…tunggu, saya punya koran dan majalah bekas, tuhh…!”ucapku seraya aku beranjak memasuki rumahku untuk mengambilnya. Namun ternyata koran dan sebanyak itu cukup berat juga aku rasa.Maka aku putuskan, biar si Abang itu saja yang mengambilnya sendiri dari dalam rumahku. Kemudian aku suruh saja dia masuk sekalian aku suruh dibawa timbangannya sekalian. Sesudah mengikatnya dengan rapi dan menimbangnya, dia memberikan uang Rp. 11.000, padaku untuk harga koran itu.

“Terima kasih ya Bu…..” Dan aahh…..Kurang asem bener nih si Abang.Karena saat dia menyerahkan uang di ruang tamu rumahku itu, tangannya dengan nekadnya berusaha setengah meraih dan aku rasakan hendak mere-mas tanganku. Aku pun menarik tanganku secepatnya dan……alangkah kagetnya aku ketika itu. Bukankah ini lelaki yang aku lihat di poliklinik kemarin ?!! Orang yang telah membuat angan dan mimpiku begitu tinggi.

Semula aku hendak marah atas tingkahnya itu namun kini aku jadi sedikit ragu. Hatiku bicara lain. Bukankah dia yang telah mampu membuat aku resah gelisah selama dua hari ini…? Bu Rahayu yang alim ini kini tertegun penuh pengharapan di hadapan seorang pengumpul barang-barang bekas. Tak terelakkan lagi….seketika itu juga mataku mencari-cari……sesuatu yang dua hari ini terus membayangi pikiranku siang dan malam. aku pun kembali tertegun pada satu kawasan yang begitu menjanjikan sebuah kebahagiaan bagi kaum hawa itu.Seketika itu juga suhuku menjadi menghangat dan terasa panas dingin jadinya. “Hmmm…sepertinya saya pernah lihat Abang deh”ucapku pura-pura lupa-lupa ingat. Si abang itu pun dengan seksama melihatiku dengan pandangannya yang penuh arti. Terus terang, aku jadi takut ketika itu….Mau apa dia ? pikirku. Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah langkah yang begitu pasti darinya yang semakin mendekatiku,aku tertegun saja dan tidak bisa menghindarinya,

“Iya bu memnag benar sekali….kita pernah ketemu di poliklinik. Waktu itu ibu menengok saya yang sedang buang air ?!”ucapnya mengingatkan kembali memoriku. Sebenarnya aku tidak setuju dengan tudu-hannya itu…..Namun apa sih artinya…? Toh memang sudah terbukti bahwa dia telah berhasil menggetarkan jiwaku. Dengan penuh percaya diri yang disertai senyumannya yang penuh misteri, dia dengan nekadnya berbisik. “Aku sudah sering dengan perempuan selain istriku, Bu. Aku juga tahu kebanyakan perempuan itu suka dengan apa yang pernah ibu lihat di poliklinik itu. Aku sangat tahu akan hal itu Bu” dengan bisikannya yang sedikit serak itu, tanpa ragu dia telah berhasil merobek-robek harga diriku. Dan yang lebih hebat lagi…….dengan nekatnya si abang itu berkata, “Nih….lihatlah !?”ucapnya dengan penuh keyakinan seraya memperlihatkannya tanpa keraguan sedikit pun. Namun aku sekarang menjadi sangat takut….. Bagaimana seandainya dia bukan hanya menarik hati saja? tetapi juga berbuat jahat. Apa jadinya nanti ? dia benar-benar telah berhasil melumpuhkan pertahananku sebagai seorang wanita alim yang berjilbab panjang ini.

“Nggak, Bang…..Cukup. Terima kasih. Sudah, Tinggalkan rumah ini” kataku dengan panik, cemas, takut dan rasanya mau nangis atau minta tolong ke tetangga. Tetapi semuanya itu langsung musnah begitu saja ketika tanpa terasa tanganku telah berada dalam genggamannya dan dengan penuh kasih sayangnya dia menariknya untuk diarahkan pada sesuatu yang selama dua hari ini begitu mengganggu pikiranku. “Lihat saja dulu, Bu….Jangan takut….” bisikannya terdengar begitu penuh pengalaman dan sangat menyihir jiwaku. Sedangkan aku benar-benar telah menjadi tangkapannya seperti seekor rusa kecil dalam tangkapan seekor singa yang lapar. “Lihat dulu, Bu…” sekali lagi diucapkannya. Kali ini disertai dengan tangannya yang telah meraih bahuku,kemudian menekan bahuku untuk bergerak merunduk atau jongkok. Dan sekali lagi aku menjadi begitu penurut. Aku berjongkok.Tak ayal lagi seketika itu pula aku saksikan apa yang memang sangat aku inginkan dalam 2 hari terakhir ini.

Aku yang masih mengenakan jilbab panjang berwarna hitam ini, kini tengah berhadapan langsung dengan seorang pria yang bukan suamiku, dan aku tengah terobsesi. Ini bukan saja pesona….Ini merupakan sebuah sensasi baru bagiku, Ibu Rahayu yang santun dan alim, istri manager yang juga insinyur itu. Dengan jantungku yang berdegup, mataku tak berkrdip menatapnya. Sungguh aku terjerat  dan begitu terpesona. kemudian aku dengar sebuah ‘suara jauh dari angkasa’ yang penuh vibrasi,

“Jangan ragu-ragu bu,Banyak kok ibu-ibu pengajian yang sudah seperti ini sebelum ibu”ucapannya lagi-lagi mampu membuatku semakin terobsesi.Bagaimana aku mampu mengelak…? sementara aku sendiri merasa lumpuh, sendi-sendiku tak bisa digerakkan. Aku tersadar sesaat, namun segalanya sudah terlambat. Aku tak mampu lagi untuk menghindar, baik dari kekuatan fisikku maupun dari tekad yang dikuasai rasa bimbang dan pengharapan.Setelah beberapa lama aku dalam posisi itu,tiba-tiba saja dengan perlahan dia membimbingku berdiri dan selanjutnya menuntunku ke kamar tidurku.Aku benar-benar tidak bisa menolak,bagaikan terhipnotis saja keadaanku saat itu.Aku ikuti semua ucapan dan perintahnya itu. Pada saat itulah aku pun menemukan Sesuatu yang baru,yaitu pengalaman baru yang belum pernah aku dapatkan dari suamiku selama ini.Dan ketika puncak yang tertinggi itu datang,aku sudah benar-benar terbius. Aku sudah tak mampu lagi berlama-lama.Aku langsung diterpa badai yang begitu dahsyat berkali-kali. Hmmm... Inikah yang disebut banyak orang sampai puncak beruntun itu ? Hanya selang 10 detik saja aku sudah kembali mendapatkannya. Ternyata memang inilah dia….!bathinku. Kegiatan siang menjelang sore itu berlangsung selama dua jam hingga jam 4 sore, aku mendapatkannya secara beruntun hingga sekitar 10 atau 12 kali. Aku tak mungkin bisa melupakan pengalaman indah semacam ini. Aku pun tertidur karena kebahagiaan yang aku dapatkan dari si abang itu. Aku terbangun saat kupingku mendengar telpon berdering. Aku bangun dan lari untuk mengangkatnya, “Sayang, apa kabar ? kamu Sehat ? Aku sedang berada di pusat kerajinan, nih. Banyak barang-barang artistik disini. Pasti kamu senang. Mau dibeliin apa ?” demikanlah kebiasaan suamiku kalau bertugas keluar kota. Dia selalu menyempatkan diri mencari barang-barang kerajinan asli setempat. Dia tahu aku sangat menyenangi barang-barang semacam itu. Kasihan….sementara suamiku bekerja keras jauh dari rumahnya, dia telah kehilangan permatanya. Ternyata dengan gampangnya aku telah meninggalkannya demi sebuah obsesiku dengan si Abang tukang barang bekas. Masih pantaskah aku menjadi istri yang alim dan terhormat ? Kulihat si Abang telah pergi. Mungkin sebelum aku terbangun tadi dia perginya. Tumpukan koran dan majalah itu telah dibawanya. Kulihat barang-barangku yang lain tak ada yang berubah dari tempatnya. Hmmm…terkadang kita memang cepat curiga dengan orang lain yang kelasnya seakan di bawah kita. Aku masih termangu hingga sore mengendap dan semakin gelap. Aku tidak tahu…..aku ini apakah menyesal atau tidak atas apa yang telah aku perbuat barusan dengan si abang itu. Bahkan aku juga sampai lupa Mas Irul tadi sewaktu telpon mau membelikan apa ?! Yang aku coba ingat-ingat hanyalah sekitar 10 atau 12 kali aku tadi telah meraihnya saat melakukannya sepanjang 2 jam dengan Abang pengumpul barang-barang bekas tadi. Mungkin itu akan menjadi rekor seumur hidupku.Bahkan mungkin kalau aku mau itu akan menjadi sebuah rekor muhri,he he he. Hidupku terasa begitu indah di hari itu.Sayangnya adalah aku tidak sempat meminta nomer telepon si abang itu tadi.Bagaimana kalau aku sedang membutuhkan bantuannya ? kemana aku harus mencarinya ? kalau abang membaca coretanku ini segera tinggalkan nomer telepon abang di komentar ya bang….! Aku sangat merindukan abang….!

SEKIAN & TERIMA KASIH ! SEMOGA TERHIBUR !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar