Rabu, 28 Juni 2023

Bulek Iroh Yang Awalnya Pura Pura Ternyata...? || Cerpen Romantis

Cerita ini terjadi saat aku masih kuliah di sebuah universitas. Aku ikut tinggal dirumah Bulek Iroh 39 tahun.Kamarku terletak agak di belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi.Bulek Iroh ini adalah seorang jahnda yang semua anaknya sudah pada menikah dan tidak tinggal serumah lagi dengan Bulek Iroh. Bulek Iroh ini meskipun sudah berusia 39 tahun, namun menurutku untuk wanita seusianya Bulek Iroh masih terhitung menarik meski agak gemuk namun masih terlihat menawan dimataku. Rambutnya yang hitam panjang selalu di jepitnya di belakang kepalanya dengan pembawaan yang tenang dan ramah. Kalau sedang dirumah Bulek Iroh paling sering memakai daster yang menampakkan keindahan-keindahan yang ada padanya, sehingga membuatku selalu mencuri-curi pandang padanya.Hari itu aku sedang membaca koran di kamarku, pintu kamar sengaja aku biarkan saja terbuka agar udara segar dapat masuk ke kamar. Dari dalam kamar itu lewat pintu yang terbuka itu aku lihat Bulek Iroh sedang berjalan sambil membawa handuk, rupanya dia mau mandi. Dia sempat berhenti sejenak di depan kamarku dan menyapaku. “Kok belum berangkat ?” Sapanya.

“Iya Bulek, hari ini aku masuk siang” Jawabku. “Wah enak dong bisa santai…” Kata Bulek Iroh lagi sambil tersenyum dan meneruskan langkahnya menuju ke kamar mandi.Dari kamar mandi aku dengar Bulek Iroh bersenandung kecil di timpali bunyi air. Saat itu pikiranku jadi langsung mgelantur dengan membayangkan Bulek Iroh yang tengah mandi itu,dan timbullah keinginanku untuk mengint-ipnya. Segera aku tutup pintu kamarku dan dengan berhati-hati aku cari celah sambungan papan antara kamarku dengan kamar mandi itu,dan ternyata ada sedikit lubang kecil dari cat yang sudah terkelupas, tempatnya tepat agak dibawah dekat bak mandi. Dengan hati berdegub keras, aku tempelkan sebelah kelopak mataku pada lubang kecil itu, tampak Bulek Iroh yang sedang mandi,aku bisa melihat apa yang ada di kamar mandi itu,alangkah terkejutnya aku ketika melihat Bude Iroh melakukan ritual di kamar mandi itu.dengan jelas aku bisa melihatnya,sehingga membuat keinginanku pun menyala-nyala.Semakin lama keinginanku semakin tak terkendali, kepalaku sudah tidak bisa berfikir secara jernih lagi, yang ada di kepalaku hanyalah bagaimana caranya bisa mendapatkan Bulek Iroh.Bulek Iroh pun akhirnya selesai mandi, dililitkannya handuk itu sedangkan pakaian kotornya di masukannya ke dalam ember yang ada di dalam kamar mandi itu. Aku pun segera bersiap-siap dengan rencanaku. Bulek Iroh pun keluar dari kamar mandi. Ketika Bulek Iroh melewati kamarku dengan cepat aku buka pintu kamarku dan tanpa berkata-kata lagi aku tarik Bulek Iroh masuk ke kamarku. “apa-apaan nih…?” Pekik Bulek Iroh terkejut.

“Imron, jangan Mron….?!” Bulek Iroh mencoba menghindar. Aku tetap tak perduli, tangan kananku malah semakin jauh melangkah menuju kawasan rawan banjirnya itu.Bulek Iroh mencoba berontak agar lepas, tapi aku tak memberikan kesempatan itu. “Imron…..ingat Ron,,,bulek ini sudah tua” Kata Bulek Iroh memohon. “bulek itu masih seger koq, buktinya saya sangat tertarik sama bulek. sudah deh mendingan bulek ikutin saja, lagian kan bulek sudah lama nggak melakukannya ?” Kataku terus memaksa. “Tapi bulek kan malu, nanti kalau ada orang yang tahu gimana…?”jawab Bulek Iroh.

“Ya makanya, mending Bulek ikuti saja, supaya nggak bakalan ada yang tahu”pintaku ke bulek iroh.

Akhirnya Bulek Iroh pun terdiam, dia tidak berusaha menolak lagi atas apa yang aku mau,sehingga aku semakin leluasa dalam upaya memancing keinginan Bulek Iroh. Menyadari sudah tidak ada penolakan dari Bulek Iroh, aku semakin mengintensifkan gerakan tanganku ke bagian-bagian Bulek Iroh yang dapat membuat keinginan Bulek Iroh semakin tinggi agar tidak kehilangan momen yang indah itu sedikitpun.

“Imron……” Bulek Iroh mulai mengeluarkan suara-suara pelan, pertanda keinginannya sudah mulai bangkit. Aku pun berputar menghadap Bulek Iroh dan melanjutkan usahaku itu. Bulek Iroh ternyata mulai mengimbangiku, di balasnya aku dengan penuh kasihnya.Bahkan saat tangannya aku arahkan dia tidak menolaknya.Tanpa aku minta Bulek Iroh sudah melakukan sesuatu yang sangat aku inginkan.Sehingga sensasi yang aku rasakan saat itu benar-benar sangat luar biasa.Aku pun tidak tinggal diam dengan penuh semangat aku pun berusaha untuk membuat Bulek Iroh melayang juga.Dengan posisi Bulek Iroh yang tetap berdiri, aku merubah posisiku menjadi berjongkok di depannya.Bulek Iroh ternyata tahu apa yang akan aku lakukan,dengan perlahan Bulek Iroh memberikan peluang itu padaku,aku pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.Setelah itu benar-benar aku kerjakan Bulek Iroh bersuara semakin tidak karuan,pertanda kalau dia sangat menyukainya,sehingga aku pun semakin bersemangat melakukannya.Begitu asyiknya aku dan Bulek Iroh kala itu, hingga aku dan Bulek Iroh sudah tidak perduli lagi kalau waktu itu pintu belum aku kunci. Tapi akhirnya kekhawatiranku muncul juga. aku hentikan sejenak aktifitasku itu. “Bulek,,,, sebentar yah, saya mau ngunci pintu dulu, takut ada yang datang” Kataku sambil berdiri. “Oh iya, untung kamu ingat, tapi cepet ya Mron, Bulek sudah…..” Jawab Bulek Iroh seraya mengedipkan matanya. Aku hanya tersenyum, sambil berlalu untuk mengunci pintu.Setelah mengunci pintu aku segera kembali, “Kalau pintu depan sudah dikunci apa belum Bulek ?” Tanyaku ketika sudah dekat Bulek Iroh. “Dikunci, dari pagi Bulek belum membukanya kok” Jawab Bulek Iroh sambil menarikku dengan tidak sabar.Aku dan Bulek Iroh kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda itu.Bulek Iroh semakin aktif saja, Bulek Iroh kemudian gantian berjongkok di hadapanku,dan melakukan seperti yang sebelumnya aku lakukan.Tanganku tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada,sehingga semakin lama Bulek Iroh tidak lagi mau berlama-lama untuk proses pemersatuan. “Imron….sekarang yuk……” Pintanya sambil berbaring di atas kasurku.Tanpa berkata lagi aku menyusul Bulek Iroh dan mengabulkan permintaannya itu.Pagi itu aku dan Bulek Iroh sama-sama bersemangat sekali,hingga sekitar 25 menit kemudian secara bersama-sama aku dan bulek iroh berhasil meraihnya.Untuk beberapa saat aku dan Bulek Iroh saling diam meresapinya. Sambil berbaring aku dan Bulek Iroh melepas lelah sambil ngobrol dan bercanda ria.Aku dan Bulek Iroh lalu membersihkan diri di kamar mandi.hingga ketika keinginanku dan keinginan Bulek Iroh kembali bangkit, aku dan Bulek Iroh kembali mengulanhnya di kamar mandi sampai benar-benar lega. Wanita seusia Bulek Iroh memang sangat berpengalaman dalam membahagiakan pasangannya,biasanya mereka tidak egois, bahkan yang aku rasakan Bulek Iroh cenderung memanjakanku agar mendapatkan kesenangan yang setinggi-tingginya. Maka karena itulah aku pun merasa dituntut untuk bisa mengimbanginya. Keinginanku terhadap Bulek Iroh entah kenapa selalu menyala-nyala, maunya setiap hari aku bisa melakukannya dengannya, dan ternyata Bulek Iroh pun demikian pula adanya. Hal ini aku dengar sendiri ketika aku mengajaknya,padahal ketika itu putrinya yang datang berkunjung sedang ada di kamarnya. Saat Bulek Iroh sedang mencuci piring,dari belakangnya aku berbisik, tapi dengan halus Bulek Iroh menolaknya.

“Jangan sekarang sayang, nanti putriku tahu” Kata Bulek Iroh. “Tapi Bulek, saya sudah ingin ini…”rajukku.

“Bulek juga sama sayang, malahan Bulek pengennya tiap hari bisa sama kamu”sahutnya dengan senyum penuh arti. Akhirnya aku mengalah dan kembali ke kamarku dengan kepala penuh keinginan yang tak terealisasikan.Sudah 4 hari ini keinginanku itu tak terselesaikan, aku dan Bulek Iroh hanya bisa saling bertukar kode tanpa bisa berbuat lebih, hingga sore itu, putrinya memutuskan untuk pulang. Setelah putrinya bulek iroh pergi. segera aku mencari Bulek Iroh. Di dalam rumah tampak Bulek Iroh baru keluar dari kamarnya. “Mau ke mana Bulek ?” Tanyaku seraya mendekatinya. “Bulek mau ngaji dulu sayang…” Jawab Bulek Iroh. ”Bule, ayo dong, sudah lama nih…?” Rajukku. “Nanti saja ya sayang, Bulek cuma sebentar koq ngajinya”sahut Bulek Iroh. “Ayo lah Bulek sebentar saja…” Paksaku.Tanganku segera saja menjalar kemana-mana. ”Dasar kamu, nggak sabaran banget… tapi sebentar saja ya !”sahut Bulek Iroh akhirnya manut.Ternyata Bulek Iroh juga sudah sangat mengharapkannya, karena setelah sampai di kamarnya itu apa yang aku lakukan segera di balasnya dengan sangat bersemangat. Meskipun waktu itu Bulek Iroh memakai kerudung tak menghalangi aku dan Bulek Iroh untuk saling berbagi,malahan aku merasa ada nuansa yang lain yang kian membuat keinginanku semakin menjadi-jadi dan permintaan Bulek Iroh untuk melepas kerudungnya pun aku larang. “sayang, kerudungnya Bulek lepas dulu yah !” Pinta Bulek Iroh. “Jangan Bulek, biarin saja, saya semakin suka melihat bulek pakai kerudung”sahutku.

“Ah kamu ini ada-ada saja”ucapnya Sambil berusaha mempersiapkan dirinya untuk acara pelepasan itu. “sayang…lekaslah bulek keburu telat ini ngajinya…” Pinta Bulek Iroh.

“Iya Bulek….” Jawabku sambil mengarahkannya. “sayang….Bulek ingin di atas ya..!”pinta Bulek Iroh.Aku pun mengiyakan kemauan Bulek Iroh itu,Ku imbangi gerakan Bulek Iroh dengan selalu menyambutnya disaat dia turun.Setelah beberapa saat aku dan Bulek Iroh saling membantu,kurasakan kalau aku sudah mau kelar. “Bulek saya sedikit lagi nih…”bisikku. “Bulek juga sayang…” Balas Bulek Iroh.hingga akhirnya aku dan Bulek Iroh sama-sama selesainya.Aku dan Bulek Iroh sama-sama terdiam untuk beberapa saat sebelum bulek iroh berkata, “Udah ya sayang, Bulek mau berangkat ngaji dulu” Kata Bulek Iroh sambil beranjak menuju kamar mandi.Aku lalu mengikutinya. Aku dan Bulek Iroh sama-sama masuk kamar mandi untuk bersih-bersih Sambil saling bercanda. “Gara-gara ini nih Bulek jadi terlambat…” Kata Bulek Iroh sambil meremasnya dan terkekeh.Aku hanya nyengir mendengar gurauan Bulek Iroh itu. Setelah dirasa bersih aku dan Bulek Iroh keluar dari kamar mandi, aku masuk ke dalam kamarku sedang Bulek Iroh berjalan ke dalam rumah. Ku ganti kaos dan celanaku lalu aku duduk di depan kamarku, ngeroko’ sambil baca koran. Dari dalam terlihat Bulek Iroh berjalan ke arahku dia sekarang sudah rapi kembali.

“Sayang…. Bulek berangkat ngaji dulu ya… kalau mau istirahat jangan lupa pintu depan kunci dulu” Kata Bulek Iroh. “Iya Bulek…”Jawabku sambil berdiri dan berjalan mengikuti Bulek Iroh.Setelah menutup pintu aku kembali ke kamar untuk tidur siang. Malamnya aku dan Bulek Iroh nonton TV berdua, kami hanya mengobrol dan bercanda saja, tak enak juga untuk mengajak Bulek Iroh saat itu, kasihan sepertinya dia cape sekali. Ketika aku mau kembali ke kamarku aku dengar telepon Bulek Iroh berdering,yang ternyata dari cucunya Bulek Iroh yang mengatakan bahwa besok siang mau berkunjung.Wah alamat nih….bisa-bisa tak tersalurkan lagi nih, kataku dalam hati. Esoknya, kira-kira jam setengah tujuh pagi, aku bangun dan langsung mandi. Saat berjalan ke kamar mandi aku lihat Bulek Iroh sedang berada di dapur dengan hanya memakai daster membuatku jadi iseng. Ketika mandi itu pikiranku terus tertuju ke Bulek Iroh, pikirku kalau nggak sekarang….bisa gigit jari deh nanti, soalnya cucunya Bulek Iroh kalau datang bisa berhari-hari.Setelah selesai mandi, aku segera masuk kembali ke dalam kamarku lalu memakai kaos dan celana pendek biar praktis. Aku lalu ke luar dari kamarku sambil mengendap-ngendap mendekati Bulek Iroh yang sedang berdiri di depan meja dapur membelakangiku. Setelah dekat dengan Bulek Iroh langsung saja aku memberikan kejutan padanya. “apaan nih..!?” Teriak Bulek Iroh terkaget-kaget,tapi setelah tahu aku yang melakukannya Bulek Iroh pun tenang kembali. “kamu ini ngapain sih, ngagetin Bulek saja, untung Bulek nggak Jantungan”Rajuknya, sambil membiarkan saja apa yang aku lakukan terhadapnya.sedangkan Bulek Iroh sejauh ini masih cuek saja dengan terus memilih-milih sayuran yang akan dimasak. “sayang,,,, Bulek sih sudah menebak kalau pagi ini kamu pasti minta jatah sama Bulek” Kata Bulek Iroh. “Koq Bulek tahu..?” Tanyaku. “Kamu semalam denger kan kalau cucuk Bulek mau datang. Kasihan deh kamu sayang, bakal nganggur beberapa hari, hi… hi… hi…” Jawab Bulek Iroh sambil tertawa mengikik membayangkan penderitaanku nantinya. “Iya Bule, nasib-nasib…” Sesalku.

Bulek Iroh kembali tertawa mendengar ratapanku itu. “Sayang…. berhenti sebentar…” Pintanya.Dan setelah aku menghentikan kegiatanku itu,ternyata bulek iroh malahan berusaha memberikan peluang yang lebih luas lagi untukku.Tapi tak lama berselang, kurasakan Bulek Iroh yang kini setengah berbaring dengan kepala menggeletak di atas meja,seperti tengah mendapatkan sebuah kesenangan yang luar biasa dari yang aku kerjakan saat itu, satu tangannya menekan kepalaku disertai dengan suaranya yang panjang. Setelah itu perlahan-lahan melemah, kemudian terhenti, hanya nafasnya saja terdengar masih cepat. Seiring dengan melemahnya gerakan Bulek Iroh, aku pun menghentikan kegiatanku itu pada Bulek Iroh. Setelah merasa pulih, Bulek Iroh lalu bangkit, dan akupun kemudian duduk di atas kursi. Bulek Iroh lalu mendekat kedepanku,dan aku sambut bulek iroh dengan kasih sayangku yang tulus,bukan modus,hehehe.Aku dan Bulek Iroh selanjutnya menuju ke menu utama hidangan di pagi yang indah itu.Bulek Iroh lalu menempatkan diri diatas meja dengan satu kaki tetap menginjak lantai sehingga menampilkan pemandangan yang sangat memukau bagiku. Segera saja aku ambil suguhan itu sebelum keduluan leler he….he…he.untung saja meja makan yang di jadikan tumpuan Bulek Iroh itu cukup kuat, itupun sesekali beradu juga dengan dinding hingga menimbulkan suara berdegup.Aku dan Bulek Iroh lalu berganti posisi di lantai dapur.Ketika aku rasakan saat-saat menuju puncak itu sudah semakin dekat aku semakin memacunya dengan cepat,begitupun bulek iroh.Setelah beberapa kali gerakan yang agak keras, akhirnya aku pun sampailah yang disusul oleh bulek iroh,aku dan Bulek Iroh pun mengahirinya dengan sangat lega dan bahagia pagi itu.Ternyata cucuknya Bulek Iroh tinggal lama dirumahnya itu,karena dia sedang libur panjang, tinggal aku yang sengsara menahan keinginanku sama Bulek Iroh yang tidak dapat tersematkan. Akhirnya aku pun tak bisa bertahan dengan keadaan itu, suatu sore, ketika Bulek Iroh hendak mandi dan cucunya sedang main di depan rumah, aku hentikan langkah Bulek Iroh di depan kamarku dengan berpura-pura ngobrol aku utarakan kemauanku itu pada Bulek Iroh.

“Bulek, saya sudah kangen nih…”bisikku pelan pada Bulek Iroh. “Sabar dong sayang, kamu kan tahu sendiri kondisi saat ini ? Bulek juga sama, sudah kangen, tapi ya gimana lagi ?” Jawab Bulek Iroh.

“Tuh kan Bulek juga sudah kangen, ayolah Bulek, sebentar saja” Desakku.

“Iya juga sih, tapi nggak ada kesempatannya,karena cucunya Bulek itu lho, maunya sama Bulek terus…”sahutnya. “Bulek, gimana kalau nanti malam…? setelah dia tidur Bulek pura-pura saja sakit perut, atau setelah semuanya tidur Bulek nanti ke sini”usulku. “Terus kalau pas kita lagi begitu ada yang ke kamar mandi gimana ?” Kata Bulek Iroh Khawatir. “Kita kan tidak di kamar mandi bulek ?”jawabku.

“Habis dimana…?, di kamarmu….?” Tanya Bulek Iroh lagi. “Ya nggak lah bulek,itu sih resikonya sama, disitu saja tuh, tempatnya kan gelap, orang nggak akan melihat kita, lagian kalau ada orang rumah yang keluar kita bisa segera tahu” Kataku sambil menunjuk ke tempat dekat pohon belimbing di depan gudang yang kalau malam gelap gulita. “Ya sudah deh kalau gitu, nanti malam Bulek coba kesini, sudah ya nanti ada yang melihat” Jawab Bulek Iroh setuju. Saat Bulek Iroh berlalu, setelah melihat keadaan di dalam rumah Bulek Iroh sepi, aku sempatkan untuk isengin dia. Bulek Iroh hanya bersuara pelan sambil terus berjalan ke kamar mandi. Untuk semakin mematangkan rencana, dari sehabis isya aku berpura-pura tidur dan lampu kamarku pun aku matikan.Menjelang tengah malam sekitar jam sebelas aku dengar pintu belakang rumah Bulek Iroh di buka, segera aku intip dari celah jendela, seperti yang aku harapkan, terlihat memang Bulek Iroh yang keluar. Segera aku bangun dan keluar. Tanpa mengeluarkan kata, setelah menutup kembali pintu rumahnya dan melihatku keluar dari kamar, Bulek Iroh langsung menuju tempat yang telah di rencanakan, aku menyusulnya dengan melangkah secara berhati-hati.

Setelah berdekatan, aku dan Bulek Iroh langsung memulainya,karena memang baik aku maupun bulek iroh ini,semakin hari bukannya merasa bosan tetapi malah sebaliknya,kami berdua sama-sama semakin keterusan.Ditengah malam yang sunyi itu ditemani suara-suara jangkrik dan belalang yang bersahutan aku dan bulek iroh dengan penuh semangat dan kasih sayang saling mengobati kerinduan yang ada.Dengan mencoba tetap waspada kalau-kalau ada orang rumah yang keluar. Bulek Iroh berdiri menyender di dinding dan setelah dirasa posisinya pas, mulailah acara kami berdua itu dan ternyata dengan suasana yang seperti itu sensasinya sunggug terasa sangat luar biasa bagi kami berdua. Biarpun dalam keadaan yang tidak begitu leluasa, aku dan Bulek Iroh tetap saja semangat.Aku dan Bulek Iroh menjadi lebih bersemangat untuk segera menuntaskannya karena takut keburu ada yang datang. Dan Akhirnya dengan tanpa merubah posisi kami yang tetap berdiri aku dan Bulek Iroh sama-sama telah sampai ke ujung cerita indah malam itu.Aku dan Bulek Iroh sama-sama terdiam dengan nafas yang saling berkejaran. “Ternyata mengasyikkan juga ya sayang….dalam suasana begini ini ?” Bulek Iroh berbisik pelan di telingaku. “Iya Bulek” Jawabku singkat. “Besok malam gimana Bulek ?” Tanyaku.

“Gimana besok saja deh,,,, kita cari cara yang lain, sudah ya Bulek mau masuk dulu” Jawab Bulek Iroh.

“Sebentar Bulek…” Cegahku sambil melakukan satu gerakan. “hmmm….. kamu ini nggak ada bosan-bosannya ya…?“Sahut Bulek Iroh mah-nja.setelah itu Bulek Iroh pun berjalan menuju pintu masuk rumahnya, aku mengikutinya dari belakang,Setelah itu Bulek Iroh pun masuk ke dalam rumah.Hubunganku dengan Bulek Iroh terus terjadi dan kian lama aku rasakan kian menjadi saja hingga kalau tidak ada halangan, bisa tiap hari aku dan Bulek Iroh melakukannya. Apa yang selama ini aku lakukan dengan Bulek Iroh itu terus berlangsung dengan aman sampai aku lulus dan diwisuda dan berlanjut saat aku mulai kerja, karena aku tetap tinggal di rumah Bulek Iroh. Bahkan hingga akhirnya aku menikah dan pindah rumah pun sesekali aku tetap menyambangi Bulek Iroh untuk memberikan nafkah bathin itu pada Bulek Iroh, entah kenapa aku tak pernah bosan dengan Bulek Iroh, dan sebaliknya Bulek Iroh pun dengan senang hati tetap menyambutku dengan penuh suka cita.

SEKIAN & TERIMA KASIH ! NANTIKAN TERUS KISAH SERU DAN MENARIK LAINNYA !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar