Rabu, 28 Juni 2023

cerbung Bulek Ida Yang Awalnya Malu Ternyata Penuh Kejutan

Akhirnya setelah melalui berbagai macam kendala dalam perjalanan ke rumah saudara yang mengadakan resepsi pernikahan itu….aku,tante tari,dan mamie sampai juga ditempat tujuan.Lagi-lagi disinilah aku mendapatkan kesempatan yang tak terduga bersama bulek Ida,mari ikuti perjalanku ini selengkapnya…! Hari itu sekitar jam 2 siang aku mendapat tugas pergi ke rumah bulek ida untuk mengambil pesanan tiga pasang pakaian batik, untukku dan untuk tante tari serta mamie, karena sudah kebiasaan di kota itu bila ada resepsi pernikahan atau acara hajatan lainnya, para tamu undangan maupun Para penerima Tamu, selalu mengenakan pakaian khas Jawa, yakni pakaian batik.Oh iya….setelah kami sampai dirumah saudara itu mamie dan tante tari di berikan kamar di rumah saudara yang punya acara,sedangkan aku mendapatkan tempat untuk istirahat di rumah lain yang hanya ada satu kamar saja,karena rumah itu dalam tahap renovasi.aku pergi dengan mengendarai mobilku ke rumah bulek Ida.Sesampainya di pekarangan rumah yang agak luas dan rimbun oleh pohon mangga dan rambutan, sehingga suasananya terasa sejuk.aku melangkah menuju rumah yang tampak sepi dengan daun pintu yg tertutup rapat, jangan-jangan tak ada orang di rumah ini…? pikirku dalam hati.

 

“Bulek ida……!”panggilku, Tetapi tidak ada jawaban, aku coba putar grendel pintunya.

“Lho…kok gak terkunci…apa pada tidur.. ya ? tanyaku dalam hati.terus aku dorong daun pintu itu, dan aku pun terus masuk menuju ke belakang, karena kamarnya ada paling belakang, karena waktu ditelpon tadi,bulek ida bilang pakaiannya di simpan di meja kamarnya.Ada 3 kamar di rumah ini, saat aku melintas di depan pintu kamar yang tertutup rapat,aku dengar suara cekikikan seorang wanita…aku sejenak menghentikan langkahku, dan dengan pelan-pelan aku dekati pintu kamar itu, untuk sekedar ingin tahu siapa yang ada di dalam kamar itu.Kudekatkan kupingku ke pintu kamar itu…hening sejenak…namun tak berapa lama terdengar suara yang begitu mah-nja seorang wanita yang tak begitu jelas suaranya.

“Lagi pada ngapain mereka…?” Naluriku sebagai seorang lelaki yang telah mengalami hal itu pun, meyakini bahwa di kamar itu telah terjadi adanya kegiatan antara seorang wanita dan pria.Aku jadi semakin penasaran, siapa yang tengah bersenang-senang di siang hari gini…? Aku coba menempelkan sebelah mataku di lubang kunci, Ya Tuhan…!

Spontan jantungku jadi berdegup kencang ketika menyaksikan pemandangan yang terjadi di kamar itu.Jantungku makin berdegup kencang…kulitku serasa merinding semua…terus terang…aku jadi terpancing juga saat melihat pemandangan di depan mataku itu.Mataku aku picingkan lagi makin menempel pada lubang kunci itu. Aku jadi kaget setengah mati, saat tahu yang tengah berada di kamar itu adalah Bulek Ida dengan seorang pria yang tidak aku kenal.Padahal setahuku bulek ida itu kan sudah lama menjah-nda ? Setelah aku lihat mereka sudah selesai,aku pun cepet-cepet melangkah dari situ dengan sedikit berjinjit menuju pintu keluar. Kututup rapat pintunya, dan aku stater mobilku sekalian membunyikan klakson, agar disangka mereka aku baru datang.dengan begitu aku harap mereka bisa dengar dan segera berpakaian. Aku tidak buru-buru mengetuk pintu, karena aku tahu mereka butuh waktu untuk berbenah kembali.Aku pura-pura membuka pintu belakang mobilku, seolah tengah mencari-cari sesuatu. “Bulek…”panggilku seraya aku ketok pintu rumah itu berulang-ulang. “Ya…” sahut bulek aku dari dalam, tak lama kemudian bulek ida pun membuka pintu rumahnya. Kulirik sekilas,Bulek hanya mengenakan atasan kaos, dan span putih, mungkin karena terburu-buru. “Eh…Haris…kapan datang…?”tanya Bulek Ida. “kemarin Blek…?” sahutku. “sendirian saja kamu…?”lanjutnya. “Iya…Bulek,aku cuma mau ngambil batik”ucapku menjelaskan maksud kedatanganku itu.Selanjutnya Bulek mengambilkan batik yang aku maksudkan itu.Setelah batik itu diserahkan padaku aku pun mencoba mencari cara untuk bisa berduaan dengan bulek ida,selanjutnya aku berkata, “Nanti bisa tidak bulek masakin yang enak,soalnya haris kan tinggal di rumah yang direnovasi itu sendiri ?” tanyaku pada Bulek Ida,sambil kulirik dia, pikiranku jadi aneh…dan tak karuan setelah tadi aku lihat livenya Bulek ida itu. “Aku tunggu ya bulek…?”lanjutku. “oke….ntar bulek antar kesana kalau sudah mateng ya haris…” jawabnya. “Ya sudah bulek kalau gitu haris pulang dulu…” Jawabku sambil keluar dari rumah itu.Sekitar jam 4 sore, aku dengar suara mesin motor berhenti di depan rumah yang aku tempati saat itu, yang itu motor bulek ida.Saat itu aku baru selesai mandi dan masih berhanduk.Aku benar-benar terobsesi dengan bulek ida,karena terus terang saja, setelah melihat kejadian tadi siang itu… aku pun jadi terpancing dan belum sirna sampai sekarang, bahkan aku juga punya ide gila untuk bisa memancing keinginan bulek ida.Aku keluar kamar mandi dengan berhanduk kecil dan menemui bulek ida. “masuk bulek…” kataku mempersilahkan.“Ayo bulek kita makan sama-sama saja sekalian ya”ajakku.Bulek Ida pun melangkah masuk dan mempersiapkan segalanya.keinginanku saat itu terasa semakin menuntut penyelesaian, akal sehatku telah tertutup oleh keinginan yang menguasaiku.sementara bulek ida mempersiapkan hidangan aku pun melangkah menuju tas pakaianku dan berganti.Aku masih memikirkan cara untuk memancing keinginannya.Ada dorongan yang kuat dari dalam jiwaku tanpa mengindahkan rasa malu dan etika. Setelah itu aku dan Bulek Ida pun menyantap masakan yang dibawanya itu. “Makasih ya bulek, sudah mau masakin buat Haris”ucapku. “Iya haris,mumpung kamu sedang ada disini,kan jarang juga kamu itu datang berkunjung ke sini ?”sahut bulek Ida. “Bulek gak buru-buru pulang kan…?”tanyaku setelah acara makan bersama itu selesai.

“Kenapa emangnya Haris...?”bulek ida balik bertanya. “Tolong kerikin Haris ya…kayaknya masuk angin ini” kataku mulai mencoba cari cara agar bisa lebih dekat lagi untuk sekedar melihat reaksi bulek ida.Apalagi sering aku baca dari cerita-cerita romantis di channel imajinasi tv, cara itu biasanya akan lebih memungkinkan untuk dapat membuka peluang kearah itu.karena diawali dari persentuhan dua kulit yang berbeda tentu akan menimbulkan suasana yang berbeda dan romantis tentunya.

“Ya sudah sini…mau pake apa kerokannya…?”tanya bulek ida lagi. “Pake body lotion saja bulek”sahutku.Setelah aku berikan uang logam dan body lotion ke bulek ida,Aku pun bersiap untuk proses kerokan itu.tetapi dalam hatiku tengah bergemuruh memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan untuk menggiring Bulek Ida saat itu kearah yang aku inginkan.“Dikerokin apanya Haris…? lehernya apa punggungnya..?” tanya bulek ida sambil duduk di belakangku. “Semuanya Bulek…punggung dan leher sekalian…”jawabku. “Nggak sekalian pijet… biar komplit…?” tanya bulek ida dengan nada canda. “Kebetulan itu…bulek kalau mau…kebetulan nih badan pegel banget…”sahutku. “Tuh kan… jadi nambah lagi…?”ucap bulek ida dengan tertawa kecil. “Habis…bulek nawarinnya sih,he he he...”jawabku santai. “Iya dehh… tapi kerokannya sambil duduk apa sambil tiduran ini ?” tanya bulek ida.

“Kalau mau terus dipijit sih enakan sambil telungkup saja kayaknya…” kataku sambil melepas kaosku.Hatiku jadi tak karuan sendiri… menanti tangan bulek ida yang akan melakukan kerokannya sekaligus pijat sesuai tawaranya itu. “Jangan keras-keras ya Bulek… asal dikerok saja..” pintaku padanya.Bulek Ida tak menjawabnya,tetapi tangannya mulai mengerik punggungku mulai dari bahuku. “Sudah lama nggak pernah ketemu kamu…ternyata sekarang sudah banyak ya perubahan padamu Haris ?”ucap bulek ida. “Jangan ngeledeklah bulek…padahal sekarang jadi banyak dakinya kan..?”ucapku. “Tidak kok Haris,beneran kamu tampak makin keren kok…” kata bulekku sambil tangannya terus mengerik punggungku dari tengah ke samping.Semakin lama kerikan di punggungku seolah hanya sebuah elusan saja.Aku pun jadi lebih banyak diam.“Nah…disitu agak pegel-pegel Bulek…” Kataku. Tetapi bulek ida tak menyahut,mungkin karena sedang konsentrasi menjalankan pekerjaannya itu.Jantungku jadi berdegup lebih kencang. Semakin lama aku pun semakin tak sabar lagi,aku pun dengan cepat berbalik dan menatapnya,dan berkata, “Bulek….sebenarnya saya tadi siang melihat bulek tengah melakukannya lho di kamar”ucapku. “Maksud kamu Haris ?”tanya bulek ida tampak kaget.”Iya Bulek,sebenarnya aku sudah melihat semuanya”lanjutku. “Haris….tolong jangan sampai ada yang tahu akanhal ini ya”pinta bulek Ida dengan muka yang tampak panik. “Iya bulek,tenang saja….tapi ya ada syaratnya lho “lanjutku.”Apa pun syaratnya bulek akan ikuti haris”sahutnya. “jadi begini Bulek,setelah apa yang Haris lihat tadi siang itu terus terang haris jadi juga ingin mengalaminya”jelasku. “Maksudnya gimana Haris ?”tanya bulek ida bingung. “Jadi begini bulek….aku mau bulek juga memberikan kesempatan itu pada haris”ucapku.Mendengar itu bulek ida tampak sedikit berfikir,sebelum akhirnya berkata, “Haris beneran mengharapkan itu dari bulek ?”tanya bulek ida pelan. “Iya bulek”jawabku memastikannya.”Kalau memang itu yang haris inginkan baiklah”ucap bulek ida seraya berdiri untuk mempersiapkan diri.Selanjutnya bulek ida pun mempersilahkanku untuk memulainya.Tanpa membuang kesempatan yang ada,aku pun segera mempraktekkan semua pengalamanku selama ini yang sudah begitu banyak tahu daerah mana saja yang ada pada seorang wanita yang akan dengan mudah timbul keinginannya.Ternyata benar saja setelah hal itu aku lakukan pada bulek Ida,tidak lama berselang bulek ida pun memberikan respon yang sangat baik dengan memberikan balasan atas apa yang aku lakukan dengan bersemangat sekali.Sore itu pun aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan dari bulek ida.

“Maaf ya bulek…”ucapku. “Gak usah minta maaf…kita jalani saja kalau memang kita suka”ucap bulek ida penuh kasih sayang. “Kalau begitu nanti diterusin lagi ya bulek….bulek tidur di sini saja, sambil nemenin Haris”pintaku. “Kalu gitu sih…bulek nggak mau… nggak mau nolak…maksudnya…he he he”jawab bulek Ida.Akhirnya hari itu bulek setuju untuk menginap dirumah dimana aku tinggal.Selepas maghrib, suasana terasa sepi, hanya suara jengkrik dan binatang-binatang malam yang terdengar mendendangkan nyanyian-nyanyian alam diiringi angin semilir berhembus menerpa daun-daun bambu gemerisik di belakang rumah. Bulan sabit tampak menggantung mengintip dari balik jemari ranting pohon akasia, menghiasi malam yang kian sunyi.Setelah selesai makan, kami mengobrol sambil nonton tv di ruang tengah, diiringi canda tawa.Bulek Ida tampak tak sabar menunggu saat-saat pelayaran mengrungi samudera cih-nta,begitu juga denganku ingin segera menyambutnya.tangan bulek Ida sedari tadi memang tak mau diam.sehingga membuatku semakin terpancing.Kaos yang aku pakai ditariknya.Selanjutnya aku ambil inisiatif untuk membuat bulek ida supaya semakin besar keinginannya.Sekitar 10 menitan bulek ida pun memintaku untuk segera menuju ke tujuan yang sebenarnya,karena aku juga sudah menginginkannya maka segera aku mengikuti apa yang bulek ida inginkan itu.Sungguh aku dibuatnya tak bisa untuk lebih lama lagi dalam menerima persembahannya itu. Tak seperti biasanya malam itu aku begitu mudahnya dalam mendapatkannya. Mungkin dikarenakan aku yang sedang tidak dalam kondisi fit,atau juga memang karena apa yang aku peroleh dari bulek ida ini memang sungguh luar biasa. akhirnya kepalaku terasa pening, pandangan mataku mengabur dan tak mampu lagi untuk terbuka…kernyit dahi dan mataku terpejam rapat menghiasi raut wajahku mengiringi lepasnya air yang tak mampu lagi aku bendung,dan untunglah sedetik kemudian bulek ida pun menyusulku sehingga tidak ada rasa kecewa diantara kami berdua saat itu.Seketika bulek ida mengeh-jang…kemudian terdiam akibat apa yang barusan kita lalui itu, terasa begitu indah tiada bandingannya…. sungguh sensasi yang menurutku luar biasa banget saat itu. “Gimana bulek… cappek…?” Tanyaku sambil aku tatap matanya. “Capeekk… tapi bulek bahagia banget…inilah yang selama ini bulek cari-cari” jawabnya sambil tersenyum. “Maksud bulek…?” tanyaku. “Selama ini apa yang bulek lakukan tidak pernah sampai seperti saat sama kamu haris” Jawab bulek ida tampak jujur. “Artinya…?”tanyaku. “Artinya baru kamulah yang mampu memberikan kebahagiaan itu sama bulek”ucapnya dengan tersenyum manis sekali. “Kalau begitu selama haris belum pulang, bulek mau kan temenin Haris”tanyaku. “memang itu yang bulek mau Haris !” jawabnya dengan senyum senang.Tak selang berapa lama, karena kami tetap saling berusaha memberikan pancingan, akhirnya keinginan kami berdua pun bangkit kembali. Dan tentunya acara malam itu pun jadi lebih seru, bebagai cara dan tempat kami coba, serta durasinya jadi lebih lama dari pertama tadi.Selama aku belum balik ke kotaku,bulek ida tidak pernah merasa bosan untuk meminta jatahnya disetiap ada kesempatan.Sehingga disaat aku dan tante tari serta mamie harus pulang,tampak bulek ida sangat sedih ketika perpisahan itu.Itulah kenangan yang aku dapatkan ketika menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu family kami di luar kota,semoga kali ini tidak nyasar lagi seperti waktu kami berangkat.Nantikanlah kisah apa lagi yang akan aku lalui selanjutnya ya guys….!

NANTIKAN TERUS KISAH SERUNYA HANYA YA GUYS !

SEKIAN & TERIMA KASIH ! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar