“Bulek ida……!”panggilku, Tetapi tidak ada
jawaban, aku coba putar grendel pintunya.
“Lho…kok gak terkunci…apa pada tidur.. ya ?
tanyaku dalam hati.terus aku dorong daun pintu itu, dan aku pun terus masuk
menuju ke belakang, karena kamarnya ada paling belakang, karena waktu ditelpon
tadi,bulek ida bilang pakaiannya di simpan di meja kamarnya.Ada 3 kamar di
rumah ini, saat aku melintas di depan pintu kamar yang tertutup rapat,aku
dengar suara cekikikan seorang wanita…aku sejenak menghentikan langkahku, dan
dengan pelan-pelan aku dekati pintu kamar itu, untuk sekedar ingin tahu siapa
yang ada di dalam kamar itu.Kudekatkan kupingku ke pintu kamar itu…hening
sejenak…namun tak berapa lama terdengar suara yang begitu mah-nja seorang
wanita yang tak begitu jelas suaranya.
“Lagi pada ngapain mereka…?” Naluriku
sebagai seorang lelaki yang telah mengalami hal itu pun, meyakini bahwa di
kamar itu telah terjadi adanya kegiatan antara seorang wanita dan pria.Aku jadi
semakin penasaran, siapa yang tengah bersenang-senang di siang hari gini…? Aku
coba menempelkan sebelah mataku di lubang kunci, Ya Tuhan…!
Spontan jantungku jadi berdegup kencang
ketika menyaksikan pemandangan yang terjadi di kamar itu.Jantungku makin
berdegup kencang…kulitku serasa merinding semua…terus terang…aku jadi
terpancing juga saat melihat pemandangan di depan mataku itu.Mataku aku
picingkan lagi makin menempel pada lubang kunci itu. Aku jadi kaget setengah
mati, saat tahu yang tengah berada di kamar itu adalah Bulek Ida dengan seorang
pria yang tidak aku kenal.Padahal setahuku bulek ida itu kan sudah lama
menjah-nda ? Setelah aku lihat mereka sudah selesai,aku pun cepet-cepet
melangkah dari situ dengan sedikit berjinjit menuju pintu keluar. Kututup rapat
pintunya, dan aku stater mobilku sekalian membunyikan klakson, agar disangka
mereka aku baru datang.dengan begitu aku harap mereka bisa dengar dan segera
berpakaian. Aku tidak buru-buru mengetuk pintu, karena aku tahu mereka butuh
waktu untuk berbenah kembali.Aku pura-pura membuka pintu belakang mobilku,
seolah tengah mencari-cari sesuatu. “Bulek…”panggilku seraya aku ketok pintu
rumah itu berulang-ulang. “Ya…” sahut bulek aku dari dalam, tak lama kemudian
bulek ida pun membuka pintu rumahnya. Kulirik sekilas,Bulek hanya mengenakan
atasan kaos, dan span putih, mungkin karena terburu-buru. “Eh…Haris…kapan
datang…?”tanya Bulek Ida. “kemarin Blek…?” sahutku. “sendirian saja
kamu…?”lanjutnya. “Iya…Bulek,aku cuma mau ngambil batik”ucapku menjelaskan
maksud kedatanganku itu.Selanjutnya Bulek mengambilkan batik yang aku maksudkan
itu.Setelah batik itu diserahkan padaku aku pun mencoba mencari cara untuk bisa
berduaan dengan bulek ida,selanjutnya aku berkata, “Nanti bisa tidak bulek
masakin yang enak,soalnya haris kan tinggal di rumah yang direnovasi itu
sendiri ?” tanyaku pada Bulek Ida,sambil kulirik dia, pikiranku jadi aneh…dan
tak karuan setelah tadi aku lihat livenya Bulek ida itu. “Aku tunggu ya
bulek…?”lanjutku. “oke….ntar bulek antar kesana kalau sudah mateng ya haris…”
jawabnya. “Ya sudah bulek kalau gitu haris pulang dulu…” Jawabku sambil keluar
dari rumah itu.Sekitar jam 4 sore, aku dengar suara mesin motor berhenti di
depan rumah yang aku tempati saat itu, yang itu motor bulek ida.Saat itu aku
baru selesai mandi dan masih berhanduk.Aku benar-benar terobsesi dengan bulek
ida,karena terus terang saja, setelah melihat kejadian tadi siang itu… aku pun
jadi terpancing dan belum sirna sampai sekarang, bahkan aku juga punya ide gila
untuk bisa memancing keinginan bulek ida.Aku keluar kamar mandi dengan
berhanduk kecil dan menemui bulek ida. “masuk bulek…” kataku
mempersilahkan.“Ayo bulek kita makan sama-sama saja sekalian ya”ajakku.Bulek
Ida pun melangkah masuk dan mempersiapkan segalanya.keinginanku saat itu terasa
semakin menuntut penyelesaian, akal sehatku telah tertutup oleh keinginan yang
menguasaiku.sementara bulek ida mempersiapkan hidangan aku pun melangkah menuju
tas pakaianku dan berganti.Aku masih memikirkan cara untuk memancing
keinginannya.Ada dorongan yang kuat dari dalam jiwaku tanpa mengindahkan rasa
malu dan etika. Setelah itu aku dan Bulek Ida pun menyantap masakan yang
dibawanya itu. “Makasih ya bulek, sudah mau masakin buat Haris”ucapku. “Iya
haris,mumpung kamu sedang ada disini,kan jarang juga kamu itu datang berkunjung
ke sini ?”sahut bulek Ida. “Bulek gak buru-buru pulang kan…?”tanyaku setelah
acara makan bersama itu selesai.
“Kenapa emangnya Haris...?”bulek ida balik
bertanya. “Tolong kerikin Haris ya…kayaknya masuk angin ini” kataku mulai
mencoba cari cara agar bisa lebih dekat lagi untuk sekedar melihat reaksi bulek
ida.Apalagi sering aku baca dari cerita-cerita romantis di channel imajinasi
tv, cara itu biasanya akan lebih memungkinkan untuk dapat membuka peluang
kearah itu.karena diawali dari persentuhan dua kulit yang berbeda tentu akan
menimbulkan suasana yang berbeda dan romantis tentunya.
“Ya sudah sini…mau pake apa
kerokannya…?”tanya bulek ida lagi. “Pake body lotion saja bulek”sahutku.Setelah
aku berikan uang logam dan body lotion ke bulek ida,Aku pun bersiap untuk
proses kerokan itu.tetapi dalam hatiku tengah bergemuruh memikirkan langkah apa
yang harus aku lakukan untuk menggiring Bulek Ida saat itu kearah yang aku
inginkan.“Dikerokin apanya Haris…? lehernya apa punggungnya..?” tanya bulek ida
sambil duduk di belakangku. “Semuanya Bulek…punggung dan leher sekalian…”jawabku.
“Nggak sekalian pijet… biar komplit…?” tanya bulek ida dengan nada canda.
“Kebetulan itu…bulek kalau mau…kebetulan nih badan pegel banget…”sahutku. “Tuh
kan… jadi nambah lagi…?”ucap bulek ida dengan tertawa kecil. “Habis…bulek
nawarinnya sih,he he he...”jawabku santai. “Iya dehh… tapi kerokannya sambil
duduk apa sambil tiduran ini ?” tanya bulek ida.
“Kalau mau terus dipijit sih enakan sambil
telungkup saja kayaknya…” kataku sambil melepas kaosku.Hatiku jadi tak karuan
sendiri… menanti tangan bulek ida yang akan melakukan kerokannya sekaligus
pijat sesuai tawaranya itu. “Jangan keras-keras ya Bulek… asal dikerok saja..”
pintaku padanya.Bulek Ida tak menjawabnya,tetapi tangannya mulai mengerik
punggungku mulai dari bahuku. “Sudah lama nggak pernah ketemu kamu…ternyata
sekarang sudah banyak ya perubahan padamu Haris ?”ucap bulek ida. “Jangan
ngeledeklah bulek…padahal sekarang jadi banyak dakinya kan..?”ucapku. “Tidak
kok Haris,beneran kamu tampak makin keren kok…” kata bulekku sambil tangannya
terus mengerik punggungku dari tengah ke samping.Semakin lama kerikan di
punggungku seolah hanya sebuah elusan saja.Aku pun jadi lebih banyak
diam.“Nah…disitu agak pegel-pegel Bulek…” Kataku. Tetapi bulek ida tak
menyahut,mungkin karena sedang konsentrasi menjalankan pekerjaannya
itu.Jantungku jadi berdegup lebih kencang. Semakin lama aku pun semakin tak
sabar lagi,aku pun dengan cepat berbalik dan menatapnya,dan berkata,
“Bulek….sebenarnya saya tadi siang melihat bulek tengah melakukannya lho di
kamar”ucapku. “Maksud kamu Haris ?”tanya bulek ida tampak kaget.”Iya
Bulek,sebenarnya aku sudah melihat semuanya”lanjutku. “Haris….tolong jangan
sampai ada yang tahu akanhal ini ya”pinta bulek Ida dengan muka yang tampak
panik. “Iya bulek,tenang saja….tapi ya ada syaratnya lho “lanjutku.”Apa pun
syaratnya bulek akan ikuti haris”sahutnya. “jadi begini Bulek,setelah apa yang
Haris lihat tadi siang itu terus terang haris jadi juga ingin
mengalaminya”jelasku. “Maksudnya gimana Haris ?”tanya bulek ida bingung. “Jadi
begini bulek….aku mau bulek juga memberikan kesempatan itu pada
haris”ucapku.Mendengar itu bulek ida tampak sedikit berfikir,sebelum akhirnya
berkata, “Haris beneran mengharapkan itu dari bulek ?”tanya bulek ida pelan.
“Iya bulek”jawabku memastikannya.”Kalau memang itu yang haris inginkan
baiklah”ucap bulek ida seraya berdiri untuk mempersiapkan diri.Selanjutnya
bulek ida pun mempersilahkanku untuk memulainya.Tanpa membuang kesempatan yang
ada,aku pun segera mempraktekkan semua pengalamanku selama ini yang sudah
begitu banyak tahu daerah mana saja yang ada pada seorang wanita yang akan
dengan mudah timbul keinginannya.Ternyata benar saja setelah hal itu aku
lakukan pada bulek Ida,tidak lama berselang bulek ida pun memberikan respon
yang sangat baik dengan memberikan balasan atas apa yang aku lakukan dengan
bersemangat sekali.Sore itu pun aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan
dari bulek ida.
“Maaf ya bulek…”ucapku. “Gak usah minta
maaf…kita jalani saja kalau memang kita suka”ucap bulek ida penuh kasih sayang.
“Kalau begitu nanti diterusin lagi ya bulek….bulek tidur di sini saja, sambil
nemenin Haris”pintaku. “Kalu gitu sih…bulek nggak mau… nggak mau
nolak…maksudnya…he he he”jawab bulek Ida.Akhirnya hari itu bulek setuju untuk
menginap dirumah dimana aku tinggal.Selepas maghrib, suasana terasa sepi, hanya
suara jengkrik dan binatang-binatang malam yang terdengar mendendangkan
nyanyian-nyanyian alam diiringi angin semilir berhembus menerpa daun-daun bambu
gemerisik di belakang rumah. Bulan sabit tampak menggantung mengintip dari
balik jemari ranting pohon akasia, menghiasi malam yang kian sunyi.Setelah
selesai makan, kami mengobrol sambil nonton tv di ruang tengah, diiringi canda
tawa.Bulek Ida tampak tak sabar menunggu saat-saat pelayaran mengrungi samudera
cih-nta,begitu juga denganku ingin segera menyambutnya.tangan bulek Ida sedari
tadi memang tak mau diam.sehingga membuatku semakin terpancing.Kaos yang aku
pakai ditariknya.Selanjutnya aku ambil inisiatif untuk membuat bulek ida supaya
semakin besar keinginannya.Sekitar 10 menitan bulek ida pun memintaku untuk
segera menuju ke tujuan yang sebenarnya,karena aku juga sudah menginginkannya
maka segera aku mengikuti apa yang bulek ida inginkan itu.Sungguh aku dibuatnya
tak bisa untuk lebih lama lagi dalam menerima persembahannya itu. Tak seperti
biasanya malam itu aku begitu mudahnya dalam mendapatkannya. Mungkin
dikarenakan aku yang sedang tidak dalam kondisi fit,atau juga memang karena apa
yang aku peroleh dari bulek ida ini memang sungguh luar biasa. akhirnya
kepalaku terasa pening, pandangan mataku mengabur dan tak mampu lagi untuk
terbuka…kernyit dahi dan mataku terpejam rapat menghiasi raut wajahku
mengiringi lepasnya air yang tak mampu lagi aku bendung,dan untunglah sedetik
kemudian bulek ida pun menyusulku sehingga tidak ada rasa kecewa diantara kami
berdua saat itu.Seketika bulek ida mengeh-jang…kemudian terdiam akibat apa yang
barusan kita lalui itu, terasa begitu indah tiada bandingannya…. sungguh
sensasi yang menurutku luar biasa banget saat itu. “Gimana bulek… cappek…?”
Tanyaku sambil aku tatap matanya. “Capeekk… tapi bulek bahagia banget…inilah
yang selama ini bulek cari-cari” jawabnya sambil tersenyum. “Maksud bulek…?”
tanyaku. “Selama ini apa yang bulek lakukan tidak pernah sampai seperti saat
sama kamu haris” Jawab bulek ida tampak jujur. “Artinya…?”tanyaku. “Artinya
baru kamulah yang mampu memberikan kebahagiaan itu sama bulek”ucapnya dengan
tersenyum manis sekali. “Kalau begitu selama haris belum pulang, bulek mau kan
temenin Haris”tanyaku. “memang itu yang bulek mau Haris !” jawabnya dengan
senyum senang.Tak selang berapa lama, karena kami tetap saling berusaha
memberikan pancingan, akhirnya keinginan kami berdua pun bangkit kembali. Dan
tentunya acara malam itu pun jadi lebih seru, bebagai cara dan tempat kami
coba, serta durasinya jadi lebih lama dari pertama tadi.Selama aku belum balik
ke kotaku,bulek ida tidak pernah merasa bosan untuk meminta jatahnya disetiap
ada kesempatan.Sehingga disaat aku dan tante tari serta mamie harus
pulang,tampak bulek ida sangat sedih ketika perpisahan itu.Itulah kenangan yang
aku dapatkan ketika menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu family kami
di luar kota,semoga kali ini tidak nyasar lagi seperti waktu kami
berangkat.Nantikanlah kisah apa lagi yang akan aku lalui selanjutnya ya guys….!
NANTIKAN TERUS KISAH SERUNYA HANYA YA GUYS !
SEKIAN & TERIMA KASIH !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar